Jun 17th 2023, 08:31, by Masruroh, BASRA (Berita Anak Surabaya)
Sebagai negara muslim terbesar di dunia, Indonesia tentunya memiliki banyak pondok pesantren sebagai tempat memperdalam ilmu keislaman. Meski demikian, kehidupan seorang santri di pondok pesantren adalah suatu hal yang tidak semua orang bisa merasakannya. Film dokumenter Pesantren garapan Shalahuddin Siregar mengajak masyarakat Indonesia menyusuri kehidupan para santri yang ada di Pondok Kebon Jambu Al-Islamy Cirebon, Jawa Barat. Pondok pesantren adalah salah satu pesantren tradisional yang dipimpin oleh seorang perempuan bernama Nyai Masriyah Amva.
Film dokumenter ini menyajikan kehidupan santri yang cukup berwarna. Di sini santri tidak hanya belajar mengaji, ada kegiatan seni yang jadi ajang buat para santri yang menyukai musik, kompetisi stand up comedy. Ditampilkan pula diskusi antara guru serta murid terkait tema kekinian.
Film yang ditayangkan secara daring melalui layanan berbayar Bioskop Online ini juga menampilkan kegiatan besar yang diadakan pesantren setiap tahunnya. Film ini turut memperlihatkan bagaimana para santri mengatasi permasalahannya dengan ceria dan tidak mengeluh. Unsur kekeluargaan pun tidak luput dari film ini.
Ajeng Parameswari selaku President of Digital Business Visinema mengungkapkan film dokumenter Pesantren ini telah diputar di level internasional. Salah satunya pemutaran di International Documentary Film Festival Amsterdam (IDFA) 2019.
"Itu adalah ajang film dokumenter terbesar di dunia. Jadi secara prestasi film Pesantren ini memiliki catatan yang cukup baik. Pesan di film ini juga cukup bagus dan perlu disebarkan," ujarnya melalui zoom saat screening film Pesantren di Wisma Jerman Surabaya, Jumat (16/6) malam.
"Saya percaya pesan yang baik di film Pesantren ini bukan hanya untuk umat Islam tapi juga pesan yang baik, pelajaran yang baik yang bisa diterima secara universal," imbuhnya.
Sementara itu, M.Isham, mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, mengaku terharu dengan adanya film Pesantren ini. Isham bahkan kerap meneteskan air mata saat menyaksikan adegan demi adegan dalam film ini.
"Cukup related banget film ini. Sebagai orang yang pernah tinggal di pondok pesantren, saya merasa seperti bernostalgia makanya saya selalu nangis kalau lihat film ini," ujar pemuda yang turut hadir saat screening film Pesantren di Wisma Jerman Surabaya.
Sebagai orang yang pernah mengalami kehidupan di pondok pesantren, gambaran kehidupan pesantren di film Pesantren cukup relate bagi Isham.
Misalnya saja, tidur bersarung dan beralas ubin, mencuci pakaian sendiri, sibuk mengangkat jemuran jelang hujan, mengantuk dan tertidur saat hafalan, setumpuk kitab yang harus dibaca, hingga makan bersama dengan alas nampan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar