Aug 4th 2024, 06:16, by Andreas Ricky Febrian, kumparanNEWS
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ragu, ketika ditanyai apakah Iran bakal mundur atau tidak merespons rencana AS yang mengirim tambahan kekuatan militer untuk melindungi Israel.
"Saya harap demikian (Iran mundur), Tapi saya tak tahu," kata Biden, ketika ditanyai wartawan, dikutip dari reuters, Sabtu (3/8).
Tambahan militer itu dikirim AS ke Timur Tengah, usai pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh tewas di Teheran. Dunia internasional ramai-ramai menuding Israel ada di balik pembunuhan tersebut, termasuk Iran.
Iran sendiri berulang kali menyampaikan, akan membalas dendam pada Israel usai tewasnya Haniyeh. Dubes Iran untuk Indonesia, misalnya, ia bilang Iran akan memberi balasan yang lebih keras.
"Kita tidak akan tinggal diam, kita akan memberi balasan setimpal dan bahkan lebih keras dari itu," kata Mohammad Boroujerdi, di masjid Istiqlal, Jumat (2/8).
Atau bagaimana Garda Revolusi Iran (IRGC) yang menuding AS berada di balik ini semua.
"Tindakan ini didesain dan dieksekusi oleh rezim Zionis dengan dukungan pemerintah kriminal AS," kata IRGC dalam keterangannya, Sabtu (3/8).
AS sendiri paham, eskalasi di Timur Tengah akan meningkat. Menhan AS, Lloyd Austin telah mengirim kapal penjelajah dan kapal perusak yang mampu menembak jatuh rudal balistik, ke TImur Tengah dan Eropa.
Satu skadron jet tempur juga dikirim Austin ke Timur Tengah.
"Austin telah memerintahkan penyesuaian postur militer AS yang dirancang untuk meningkatkan perlindungan pasukan, untuk meningkatkan dukungan terhadap pertahanan Israel, dan untuk memastikan AS siap merespons berbagai kemungkinan," kata Pentagon dalam pernyataannya, dikutip dari reuters, Jumat (2/8).
Beberapa kapal induk AS, seperti USS Theodore Roosevelt sepertinya juga tak akan ditarik dari Timur Tengah. Pernyataan Pentagon juga menambahkan bahwa mereka akan meningkatkan kesiapan untuk mengerahkan lebih banyak pertahanan rudal balistik berbasis darat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar