Jun 29th 2024, 07:16, by Ema Fitriyani, kumparanBISNIS
Indeks utama saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, melemah pada penutupan perdagangan Jumat (28/6). Kondisi ini terjadi karena investor mencerna data inflasi dan mempertimbangkan ketidakpastian politik setelah debat capres AS.
Mengutip Reuters, Sabtu (29/6), indeks Dow Jones Industrial Average turun 41,12 poin atau 0,11 persen menjadi 39.122,94. S&P 500 turun 22,57 poin atau 0,41 persen pada 5,460.30 dan Nasdaq Composite turun 126,08 poin, atau 0,71 persen menjadi 17,732.60.
Manajer Portofolio Senior Globalt Investments Thomas Martin mengatakan bahwa pada debat pertama Kamis malam waktu AS antara Presiden AS Joe Biden dan saingannya dari Partai Republik, Donald Trump, telah membebani pergerakan saham.
"Masyarakat mencoba memikirkan apa yang akan terjadi dengan pemilu presiden. Jadi, bukannya ketidakpastian berkurang setelah debat, malah meningkat," ujarnya.
Pada penutupan perdagangan kemarin, saham Nike mengalami penurunan terbesar dalam lebih dari dua dekade terakhir. Saham Nike merosot 19,98 persen setelah memperkirakan adanya penurunan dalam pendapatan fiskal tahun 2025, yang dapat membebani sektor kebijakan konsumen yang lebih luas.
Di antara saham individu, saham pembuat peralatan jaringan optik Infinera melonjak 15,78 persen setelah Nokia mengatakan akan mengakuisisi perusahaan tersebut senilai USD 2,3 miliar. Saham yang naik melebihi jumlah saham yang turun dengan rasio 1,29 banding 1 di NYSE, dan mencatatkan 271 harga tertinggi baru dan 75 harga terendah baru.
Adapun imbal hasil Treasury mampu membalikkan keadaan dari awalnya menurun, berakhir menjadi lebih tinggi. Hal ini menambah tekanan pada beberapa saham megacap. Di sisi lain, Indeks S&P 500 energi dan real estat mencatatkan kinerja positif, usai naik 0,42 persen dan 0,62 persen, sementara utilitas dan jasa komunikasi masing-masing turun 1,08 persen dan 1,63 persen.
Sementara itu, data menunjukkan inflasi bulanan AS tidak berubah pada bulan Mei, ini merupakan perkembangan yang positif setelah kenaikan harga yang kuat pada awal tahun ini yang menimbulkan keraguan atas efektivitas kebijakan moneter The Fed.
Laporan Departemen Perdagangan juga menunjukkan belanja konsumen meningkat sedikit pada bulan lalu, sehingga memicu optimisme bahwa bank sentral AS dapat merancang soft landing yang sangat diinginkan bagi perekonomian.
"Saya rasa angka inflasi tidak banyak berubah karena Federal Reserve cukup serius dalam mencapai target 2 persen dan tetap disiplin," kata Ann Miletti, kepala ekuitas aktif Allspring.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar