Pernahkah kalian merasakan perasaan cemburu? Setiap orang mungkin sudah pernah merasakan perasaan cemburu yang dapat muncul dari hubungan mana pun. Baik hubungan dalam keluarga, teman, maupun pasangan.
Cemburu dalam ruang lingkup keluarga adalah rasa cemburu yang timbul antara hubungan saudara kandung seperti cemburu terhadap kasih sayang dan perhatian dari orang tua pada saudaranya yang lain.
Seseorang bisa saja cemburu terhadap saudaranya yang lebih muda ataupun saudaranya yang lebih tua. Dengan kata lain, kecemburuan dapat muncul dari tingkatan saudara yang berbeda tergantung pada perhatian yang diberikan dari orang tuanya.
Perasaan cemburu dapat berkaitan dengan pengekspresian emosi, pola pikir dan perilaku (Yulianto, 2010) yang mempengaruhi persaingan dalam hubungan saudara kandung. Persaingan ini tidak muncul begitu saja secara tiba-tiba, tetapi persaingan ini muncul akibat dari perasaan cemburu yang sudah dipendam sejak lama oleh seorang individu kepada saudaranya.
Penyebab dari munculnya perasaan cemburu tersebut adalah adanya suatu keadaan individu yang mempersepsikan saudaranya sebagai ancaman (Yulianto, 2009). Ketika merasa terancam, dirinya akan mencoba untuk merebut kembali perhatian dari orang tuanya. Dalam hubungan saudara kandung, kecemburuan yang terus muncul ini hingga berakhir pada persaingan antar saudara disebut juga dengan sibling rivalry.
Adapun kejadian dari sibling rivalry ini dapat muncul akibat pengaruh dari orang tua dalam pola asuh yang diberikan pada anak mereka. Pola asuh merupakan hal yang penting dalam mendidik moral pada anak-anak agar mereka dapat menjalani kehidupan dengan baik.
Menurut Sofiani (Octaviani et al., 2022) pola asuh adalah suatu tingkah laku yang diajarkan orang tua kepada anak mengenai pemberian makan, menstimulasi, serta memberikan kasih sayang secara adil supaya anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Dengan mengajarkan kepada anak, orang tua memberikan perhatian dan kasih sayang dengan setara dan sesuai yang merupakan hal penting dalam pola asuh bagi setiap orang tua.
Sibling rivalry yang tidak berkesudahan akan mengarahkan pada hal-hal yang tidak diinginkan pada kondisi anak. Berdasarkan penjelasan Steinberg (Yanuari & Rahmasari, 2021) sibling rivalry yang tidak diberikan perhatian lebih dan tidak terkendali oleh orang tua akan berakibat pada anak dengan munculnya perasaan cemas.
Kecemasan yang muncul tentunya ada pengaruh dari perasaan cemburu yang sudah lama ada sehingga dapat menekan pikiran seorang anak apabila tidak ditanggapi dan berakhir pada stres. Hal ini tentu merupakan hal yang patut diatasi agar tidak terjadi dan dapat merusak hubungan antar saudara kandung.
Bagaimana cara mengatasi perasaan cemburu dalam sibling rivalry? Berdasarkan penjelasan Hafadzoh, (2018) ada tiga cara untuk mengatasi perasaan cemburu dalam hubungan saudara, di antaranya adalah:
1. Memperkuat Hubungan Saudara
Bagaimanapun seorang anak yang tumbuh dengan kasih sayang orang tuanya apabila merasa tidak dicintai lagi tentu akan menimbulkan perasaan cemburu yang berakibat sibling rivalry. Orang tua diharapkan dapat membagikan waktu untuk anak secara bergantian agar adil dalam memberikan perhatian terhadap anak-anak.
2. Mengajak Anak untuk Tertawa
Menurut Hafadzoh (2018), dengan tertawa dapat membantu anak menghilangkan perasaan cemas dan dapat mengurangi hormon stress yang sudah dijelaskan sebelumnya. Sibling rivalry dapat menimbulkan perasaan cemas pada anak apabila perasaan cemburu yang sudah dirasakan dalam waktu yang cukup lama. Maka dari itu, ajaklah anak untuk tertawa bersama dengan saudaranya untuk memberikan perasaan yang tenang ketika sedang berkumpul bersama-sama.
3. Mengakui Emosi dari Anak
Ketika orang tua mendengarkan perasaan cemburu seorang anak dengan saudaranya tentang memberikan pikiran yang mengkhawatirkan mengenai hubungan saudara mereka ke depannya apabila tidak ditangani dengan baik.
Oleh sebab itu, orang tua perlu mementingkan perasaan emosi yang ada pada anak dengan lebih mengakui emosinya dan setelah itu baru diberikan perhatian terkait perasaan yang muncul setelah emosinya reda.
Dari ketiga cara tersebut dapat disimpulkan bahwa orang tua perlu memberikan perlakuan yang adil terhadap setiap anak mereka agar tidak memunculkan perasaan cemburu pada anak ketika mereka sedang bersama.
Rauer & Volling (Hamwey & Whiteman, 2021) memberikan pernyataan bahwa terdapat teori kecemburuan yang muncul ketika beberapa perlakuan diakui dan dihargai dalam hubungan saudara yang penting merasa terancam bagi saudara lain. Kecemburuan dapat berlaku negatif apabila mempengaruhi perilaku pada seorang anak dan memberikan efek yang dapat berbahaya bagi kesehatan anak.
Namun, ada hal positif dari sibling rivalry ini juga pada hubungan saudara kandung, seperti meningkatkan melatih emosi lebih baik, belajar untuk meminta maaf, serta lebih baik dalam berpikir sebelum bertindak daripada menggunakan perasaan saja.
Perasaan cemburu sudah biasa muncul dalam hubungan antar saudara, oleh karena itu perlu diperhatikan apakah perasaan cemburu tersebut dapat membahayakan hubungan antar saudara atau tidak. Sebelum rasa cemburu menjadi lebih besar, ada pentingnya kita harus lebih merangkul antar saudara dengan kasih sayang dan perhatian yang adil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar