Search This Blog

Sejak 7 Oktober, Israel Tangkap 1.590 Warga Palestina Termasuk Perempuan Lansia

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Sejak 7 Oktober, Israel Tangkap 1.590 Warga Palestina Termasuk Perempuan Lansia
Oct 30th 2023, 03:14, by Ochi Amanaturrosyidah, kumparanNEWS

Tentara Israel melakukan penjagaan di sepanjang jalan di kota Huwara dekat Nablus di Tepi Barat, Senin (27/2/2023). Foto: Ronaldo Schemidt/AFP
Tentara Israel melakukan penjagaan di sepanjang jalan di kota Huwara dekat Nablus di Tepi Barat, Senin (27/2/2023). Foto: Ronaldo Schemidt/AFP

Sejak agresi militer Israel di Palestina dimulai pada 7 Oktober lalu, setidaknya lebih dari 1.590 warga Palestina ditangkap. Dilansir dari media Palestina Wafa, Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Otoritas Palestina dan Palestinian Prisoner's Society (PPS) menyebut di antara warga yang ditahan itu juga terdapat perempuan.

Menurut laporan tersebut, di hari terakhir saja, Minggu (29/10), pasukan Israel yang menduduki Tepi Barat telah menahan sedikitnya 35 warga Palestina. Satu orang di antaranya adalah perempuan.

Mayoritas penangkapan ini terkonsentrasi di wilayah Nablus, Jenin, dan Yerusalem. Sedangkan sisanya tersebar di sejumlah provinsi termasuk Hebron, Qalqilya, Tubas, Salfit, dan Tulkarm.

Penangkapan ini juga disertai dengan tindakan kekerasan sistematis terhadap tahanan dan keluarga mereka. Para warga Palestina juga mendapatkan ancaman, kebijakan hukuman kolektif, hingga tindakan vandalisme yang sengaja menargetkan rumah warga sipil.

Seorang wanita Palestina menggendong bayi perempuan saat melihat buldoser tentara Israel menghancurkan sebuah bangunan di Hebron, Palestina, Senin (31/10/2022). Foto: Hazem Bader/AFP
Seorang wanita Palestina menggendong bayi perempuan saat melihat buldoser tentara Israel menghancurkan sebuah bangunan di Hebron, Palestina, Senin (31/10/2022). Foto: Hazem Bader/AFP

Sementara itu, dilansir Middle East Eye, juru bicara Pusat Studi Tahanan Palestina, Amina al-Taweel, mengungkapna setidaknya ada 20 orang tahanan di Tepi Barat yangs udah dibebaskan. Beberapa perempuan yang dibebaskan itu dilepas dengan syarat menjadi tahanan rumah, sedangkan sisanya dipindah ke tahanan administratif.

Menurut Pusat Studi Tahanan Palestina, setidaknya ada 60 orang perempuan Palestina yang jadi tahanan. Di antaranya adalah Suhair Barghouti yang saat ini berusia 66 tahun.

Barghouti ditangkap pada 26 Oktober lalu saat puluhan tentara Israel menggerebek rumahnya di Kota Kobar, sebelah utara Ramallah. Ia adalah kedua kalinya Barghouti ditahan.

Putra sulung Barghouti, Asif, yang tinggal di kota yang sama menyatakan kepada Middle East Eye jika saat kejadian ia terbangun sekitar pukul 02.00 dini hari karena suara kendaraan militer. Ia lalu menyaksikan puluhan tentara mengepung dan menyerbut rumah ibunya.

"Mereka merusak rumah dan mengatakan kepada Ibu bahwa dia akan ditahan. Mereka sudah membawa lebih dari 11 tahanan yang ditangkap di kota yang sama. Lalu mereka mengikat tangan Ibu dan membawanya menggunakan kendaraan militer," ungkap Asif.

Seorang wanita Palestina menutupi wajahnya dengan kefiyeh di depan ban yang terbakar selama protes terhadap pemukiman di wilayah pendudukan pada kesempatan Hari Perempuan Internasional di desa Burqa, Tepi Barat, Nablus pada Senin (7/3/2022)   Foto: Jaafar Ashtiyeh/AFP
Seorang wanita Palestina menutupi wajahnya dengan kefiyeh di depan ban yang terbakar selama protes terhadap pemukiman di wilayah pendudukan pada kesempatan Hari Perempuan Internasional di desa Burqa, Tepi Barat, Nablus pada Senin (7/3/2022) Foto: Jaafar Ashtiyeh/AFP

Keesokan harinya, Asif diberitahu oleh seorang pengacara bahwa Barghouti ditahan di Penjara Ofer dan bakal dipindahkan ke Penjara Damon, tempat para tahanan wanita ditahan.

Barghouti di Tepi Barat dikenal sebagai janda Omar Barghouti yag ditahan lebih dari 30 tahun di penjara Israel. Ia juga merupakan ibu dari Saleh Barghouti yang dibunuh oleh tentara Israel pada 2018 silam dalam sebuah serangan di Ofra.

Putra Barghouti yang lainnya, Assem, pada tahun 2019 lalu ditangkap oleh Israel dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena diduga melakukan serangan yang menewaskan empat tentara Israel. Serangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah kematian Saleh.

Barghouti pada 2019 lalu juga ditangkap, namun dibebaskan setelah lebih dari sebulan dipenjara. Saat ia kembali, rupanya tentara Israel sudah menghancurkan rumah kedua putranya, Saleh dan Assem.

Putra bungsu Barghouti, Muhammad, juga saat ini masih ditahan oleh Israel. Muhammad sudah beberapa kali ditahan, terakhir kali lima bulan lalu hingga saat ini.

Media files:
01gtb0azzhgxceq6ek5z6th24c.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar