Sep 23rd 2023, 16:10, by Agus Setiyono, Agus Setiyono
Setiap manusia memiliki potensi dan bakat unik yang membuat mereka berbeda satu sama lain. Seringkali, kita cenderung untuk membandingkan individu berdasarkan profesi mereka, seperti mengukur seorang ustaz dengan ustaz lainnya, seorang guru besar dengan guru besar lainnya, atau bahkan seorang rektor dengan rektor lainnya. Namun, perbandingan semacam itu sering kali tidak adil karena setiap individu memiliki sukatan atau bagian yang berbeda dalam kehidupannya.
Pertama-tama, kita harus memahami bahwa setiap individu memiliki pengalaman, latar belakang, dan keunikan pribadi yang berbeda. Ini termasuk perjalanan hidup mereka, pendidikan, dan nilai-nilai yang mereka pegang. Oleh karena itu, mengukur mereka hanya berdasarkan profesi mereka adalah menyederhanakan identitas mereka.
Profesi adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan seseorang, tetapi bukanlah satu-satunya hal yang mendefinisikan mereka. Individu adalah hasil dari berbagai pengaruh, termasuk keluarga, pendidikan, pengalaman hidup, dan lebih banyak lagi. Oleh karena itu, memandang seseorang hanya melalui lensa profesi mereka adalah mengabaikan kompleksitas yang ada dalam diri mereka.
Tidak ada dua orang yang benar-benar sama persis. Ini berlaku untuk setiap profesi. Misalnya, dua ustaz yang sama-sama mengajar agama Islam mungkin memiliki pendekatan yang berbeda dalam menyampaikan pesan agama kepada orang lain. Begitu juga dengan guru-guru, rektor-rektor, atau profesor-profesor. Setiap individu membawa keunikan mereka sendiri ke dalam peran mereka.
Membandingkan individu berdasarkan profesi mereka dapat mengakibatkan ketidakadilan. Ini karena kita sering kali tidak melihat seluruh gambaran dari apa yang mereka capai atau kontribusikan. Keadilan dalam perbandingan memerlukan pengakuan terhadap sukatan atau bagian masing-masing individu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar