Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mengungkapkan total kerugian kebakaran Gunung Bromo akibat flare prewedding yaitu sebesar Rp 5,4 miliar.
Kerugian itu terhitung mulai awal kebakaran sejak tanggal 6 hingga 10 September 2023.
Humas Balai Besar TNBTS, Hendra, mengatakan total kerugian tersebut akumulasi dari biaya pemadaman kebakaran hingga kerugian habitat di kawasan Gunung Bromo.
"Untuk estimasi kerugian sementara kurang lebih Rp 5,4 miliar mencakup biaya pemadaman kebakaran secara manual atau (darat), kerugian akibat hilangnya habitat, dan kerugian akibat terhentinya aktivitas ekonomi wisata di taman nasional," terang Hendra kepada kumparan, Jumat (22/9).
Hendra menyampaikan, untuk total luasan lahan yang terbakar akibat kebakaran itu mencapai 504 hektare.
"Luas total yang diakibatkan oleh flare kurang lebih 504 Ha," ucapnya.
Hendra mengungkapkan bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung di Gunung Bromo berangsur meningkat sejak dibuka mulai Selasa (19/9) kemarin.
"Pengunjung sudah mulai berkunjung berwisata jumlah pengunjung hari ini wisnu (wisatawan nusantara), 93 wisman (wisatawan mancanegara) 70, Total 163. Dengan dibuka wisata Gunung Bromo disambut baik oleh pelaku usaha, karena aktivitas ekonomi di area Gunung Bromo bisa kembali menggeliat," ungkapnya.
Hendra juga kembali mengimbau kepada seluruh wisatawan atau pengunjung Gunung Bromo untuk menjaga perilaku yang tidak menyebabkan kerusakan pada alam.
"Mengimbau kepada semua pengunjung dan pelaku jasa untuk lebih berhati-hati dan menjaga kawasan TNBTS bersama-sama supaya kejadian serupa tidak terulang kembali," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar