Search This Blog

Jubir Anies: Praktik Pembangunan yang Cenderung Otoriter Cenderung Gagal

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Jubir Anies: Praktik Pembangunan yang Cenderung Otoriter Cenderung Gagal
Sep 22nd 2023, 19:26, by Tim kumparan, kumparanNEWS

Juru Bicara Anies Baswedan, Sulfikar Amir. Foto: Dok. Istimewa
Juru Bicara Anies Baswedan, Sulfikar Amir. Foto: Dok. Istimewa

Juru bicara Anies Baswedan, Sulfikar Amir menegaskan, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) akan meninggalkan model dan praktik pembangunan yang cenderung otoriter.

"Agenda perubahan yang diusung AMIN akan meninggalkan model dan praktik pembangunan yang cenderung otoriter seperti food estate," katanya, Jumat (22/9).

Pertanyaan Sulfikar ini merespons penjelasan Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad yang mengakui Menhan Prabowo kesulitan menjalankan program food estate, karena tanah untuk program lumbung pangan tersebut masih sulit ditanami (22/9).

Sukfikar mengatakan, permasalahan pangan dan peningkatan produktivitas pertanian nasional akan dilakukan dengan pendekatan kolaborasi di mana program akan diramu bersama semua pihak dari atas ke bawah.

AMIN, ujarnya, juga akan memprioritaskan program pembangunan berdasarkan kondisi dan ketersediaan sumberdaya lokal dan dengan memanfaatkan sains dan data sehingga program pembangunan dapat berjalan secara efektif dan terukur.

"Model pembangunan seperti ini yang akan diubah oleh Anies-Cak Imin jika terpilih sebagai presiden dan wakil presiden nanti," katanya.

Ia melanjutkan, kegagalan food estate sebagai proyek pemerintah sudah diprediksi. Dalam teori pembangunan, menurutnya, food estate itu masuk kategori large-scale projects karena dilakukan dalam skala masif dan dengan sumberdaya alam dan finansial yang jumlahnya besar.

"Proyek seperti itu sudah pernah dilakukan oleh China, Brasil, Uni Soviet, Uganda, dan banyak lagi. Biasanya dilakukan oleh rezim otoriter yang punya visi yang utopis," ungkap Sulfikar.

Akhirnya, lanjut dia, proyek seperti food estate memiliki risiko kegagalan yang tinggi karena bersifat top-down dan tidak melibatkan masyarakat lokal. Juga karena ketidakmampuan organisasi negara dalam melakukan koordinasi yang begitu rumit.

"Di samping itu kurangnya pengetahuan yang dimiliki tentang konsekuensi dari eksploitasi alam yang dilakukan dalam waktu yang tergesa-gesa," pungkasnya.

(LAN)

Media files:
01haydh2crwf2sfjfpbcvn0e45.png (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar