Berbahan batok kelapa putik, rujak u groh menjadi kuliner idola kaum ibu di Aceh. Ini kuliner tradisional khas dari Aceh Besar warisan leluhur.
"Apa enaknya batok kelapa," kataku saat istri memesan rujak u groh atau rujak batok kelapa kepada pramusaji di sebuah rumah makan khas Aceh, kawasan Bakoi, Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, penghujung Desember 2022 lalu.
"Coba dulu, baru komen," sergahnya. Saat pesanan itu datang bersama gulai kambing dan ayam kampung, aku mencicipinya. Rasanya lumayan di lidah.
Ini bukan kali pertama aku mencobanya kendati hanya sepotong, mengingat lambungku tak ramah rasa pedas. Jauh hari sebelumnya, kami pernah singgah di kedai yang menjual rujak u groh di kawasan Indrapuri.
Di sana ada banyak pondok yang menjajakan aneka minuman dan makanan, dengan pemandangan areal persawahan. Lokasinya persis di Kilometer 23,5 Kecamatan Indrapuri, Aceh Besar pada lintasan jalan nasional Banda Aceh-Medan. Selalu ramai, khususnya sore akhir pekan.
Kuliner ini memang unik, beda dengan rujak biasanya yang memakai buah-buahan cincang lalu dibumbui. Rujak u groh sesuai namanya memakai batok kelapa putik, yang belum mempunyai daging. Mungkin hanya ada di Aceh.
Cara mengolah, awalnya kelapa dibelah, batoknya dikiris bagian atas lalu dipotong kecil-kecil. Setelah dicuci bersih memakai air kelapa, diberikan bumbu rujak ditambah air jeruk nipis. Rasanya sedikit asam, manis dan pedas, bagi yang suka rujak pasti menyukai kuliner ini. Harganya terjangkau, sekitar Rp 10 ribu.
Minum kelapa muda dingin sangat pas dipadu dengan rujak u groh. Dan, usahakan menikmatinya setelah perut anda terisi. []
Tidak ada komentar:
Posting Komentar