Menteri Luar Negeri China Wang Yi. Foto: Dok. KBRI Beijing
Menlu China Wang Yi menyebut Jepang mengancam negaranya secara militer, Senin (8/12). Komentar Wang Yi dilontarkan usai insiden pesawat militer Jepang–China pada akhir pekan lalu.
Insiden itu terjadi ketika pesawat tempur J-15 China mengunci radar pesawat (radar lock) tempur F-15 Jepang di sekitar Okinawa pada akhir pekan. Kejadian tersebut berlangsung tak lama setelah pernyataan PM Jepang Sanae Takaichi soal Taiwan yang memicu amarah China.
Insiden pesawat tempur itu sempat sedikit disinggung Wang ketika bertemu Menlu Jerman Johann Wadephul di Beijing pada Senin kemarin.
Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi menghadiri konferensi pers di Berlin, Jerman, pada 3 Juli 2025. Foto: Nadja Wohlleben/REUTERS
Wang menekankan bahwa tahun ini adalah peringatan 80 tahun berakhirnya Perang Dunia II. Karena itu, Jepang sebagai negara yang kalah dalam perang seharusnya bertindak lebih berhati-hati.
"Namun kini pemimpinnya mencoba mengeksploitasi masalah Taiwan, wilayah yang dijajah Jepang setengah abad," ucap Wang Yi saat bertemu Menlu Wadephul, seperti dikutip dari AFP.
"Mereka melakukan kejahatan tak terhitung terhadap warga China untuk memprovokasi masalah dan mengancam China secara militer. Ini sama sekali tidak dapat diterima," papar dia.
Peta China daratam, Jepang, dan Taiwan. Foto: Shutterstock
Wang kemudian menyebut, pemimpin Jepang sekarang telah membuat pernyataan yang gegabah tentang situasi di Taiwan.
"Status Taiwan sebagai wilayah China ditegaskan secara tegas dan tak terbantahkan oleh serangkaian fakta sejarah dan hukum yang kuat," ujar Wang Yi.
Adapun Taiwan menolak klaim China terhadap wilayahnya. Taiwan menegaskan dirinya sebagai negara berdaulat dan menuding China memutarbalikkan sejarah.
Sementara itu, terkait insiden penguncian radar, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Minoru Kihara menolak keras alasan China atas kejadian tersebut.
"Penyinaran sinyal radar yang terputus-putus merupakan tindakan berbahaya yang melampaui batas aman dan perlu," kata Kihara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar