Platform manajemen perhotelan SiteMinder kembali merilis laporan tahunan mereka yang bertajuk SiteMinder's Changing Traveller Report 2026. Dalam laporan itu, terungkap sejumlah tren perjalanan baru wisatawan global dan wisatawan Indonesia di 2026, mulai dari pemilihan akomodasi, pola perjalanan, hingga tujuan atau destinasi liburan yang dituju.
Country Manager-Indonesia SiteMinder, Fifin Prapmasari, mengatakan untuk menyusun laporan tersebut, pihaknya telah mensurvei sekitar 12.000 wisatawan dari 14 negara, mulai dari Amerika Serikat, Australia, India, Inggris, Italia, Jerman, Kanada, Meksiko, Prancis, Singapura, Spanyol, Thailand, China, dan Indonesia.
Country Manager - Indonesia SiteMinder, Fifin Prapmasari dalam acara "The Launch of SiteMinder's Changing Traveller Report 2026" yang digelar di Menteng, Jakarta pada Kamis (20/11/2025). Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
"Dari 12 ribu wisatawan tadi, ada sekitar 851 wisatawan Indonesia yang terlibat dalam proses survei. Generasinya juga berbagai macam, mulai dari milenial, Gen Z, Gen X, hingga Baby Boomers. Kemudian dari lokasi, wilayah yang paling besar dilakukan di daerah Jawa, hingga rata-rata penghasilan per tahunnya," ujar Fifin saat ditemui kumparan di acara "The Launch of SiteMinder's Changing Traveller Report 2026" yang digelar di Jakarta, Kamis (20/11).
Dalam survei tersebut, terungkap bahwa 26 persen wisatawan global biasanya memulai untuk mensurvei hotel yang ingin diinapi melalui platform Online Travel Agent (OTA). Jumlah ini lebih banyak ketimbang wisatawan yang menggunakan mesin pencarian, seperti Google dan sebagainya yang hanya 21 persen.
Hal itu berbanding terbalik dengan wisatawan Indonesia. Di Indonesia, 35 persen wisatawan mengandalkan OTA sebelum memesan hotel. Jumlah ini lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 25 persen. Adapun, media sosial menempati urutan kedua dengan 16 persen, dan mesin pencari 12 persen.
Wisatawan Indonesia Pilih Kamar yang Lebih Mewah
Tren perjalanan wisatawan pada laporan "The Launch of SiteMinder's Changing Traveller Report 2026" yang digelar di Menteng, Jakarta pada Kamis (20/11/2025). Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Menariknya, dalam laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa wisatawan Indonesia bersedia memilih hotel dengan tipe kamar yang lebih tinggi atau lebih mahal atau mewah.
74 persen wisatawan Indonesia akan menginap di kamar superior atau lebih tinggi pada tahun 2026. Sementara itu, hal berbeda justru dilakukan wisatawan global, di mana 42 persen wisatawan dunia lebih memilih menginap di kamar bertipe standar.
"Di Indonesia sendiri untuk tipe-tipe customer-nya, mereka ternyata sudah mulai tertarik untuk membeli tipe kamar yang lebih mahal, lebih eksklusif. Jadi, mereka punya daya beli di situ yang cukup bagus, spending-nya juga cukup bagus. Dibandingkan dengan trend global, itu lebih tinggi untuk Indonesia," ujar Fifin.
Ilustrasi menggunakan aplikasi traveling saat traveling. Foto: Getty Images
Lebih lanjut, laporan tersebut juga mengungkapkan tren wisatawan global dan Indonesia ketika memesan hotel. Secara global, pemesanan langsung semakin populer, di mana biasanya wisatawan melakukan pencarian di OTA, kemudian dilanjutkan dengan memesan langsung ke hotel untuk mendapatkan penawaran yang lebih baik.
Namun, Indonesia justru berbeda, karena tren pemesanan langsung ke hotel mengalami penurunan menjadi 16,21 persen, dan OTA tetap dominan di angka 59 persen, tertinggi di antara semua negara yang disurvei.
Sementara itu, metode pembayaran favorit wisatawan Indonesia untuk pemesanan hotel diprediksi tetap melalui transfer bank sebesar 32 persen, diikuti digital wallet atau mobile wallet 28 persen, dan kartu kredit atau debit 24 persen. Namun, 32 persen Gen Z lebih cenderung menggunakan digital wallet untuk pembayaran.
Tak hanya itu, wisatawan Indonesia juga memiliki minat tinggi terhadap aktivitas di dalam hotel, dan lebih banyak dibandingkan wisatawan dari negara lain. Hal ini terlihat dari 45 persen wisatawan Indonesia yang memesan layanan spa, dan 42 persen memilih menonton pertunjukan musik live, diikuti aktivitas petualangan fisik sebesar 36 persen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar