Anggota staf memindahkan ikan buntal macan di Pelabuhan Perikanan Matsukawaura di kota Soma, Prefektur Fukushima, Jepang. Foto: Philip Fong/AFP
Taiwan mencabut seluruh larangan impor makanan Jepang sebagai bentuk dukungan ke Tokyo. Pemerintah Taiwan sebelumnya memberlakukan larangan impor makanan dari lima wilayah Jepang di dalam dan sekitar lokasi bencana nuklir Fukushima 2011.
Taiwan telah melonggarkan aturan larangan impor itu pada 2022 dan 2024. Badan Pengawas Obat dan Makanan Taiwan menyatakan langkah manajemen keamanan pangan Jepang segera kembali normal.
"Sejak 2011, Taiwan telah melakukan inspeksi pembatasan terhadap lebih dari 270 ribu batch makanan Jepang untuk tes radiasi, dengan tingkat kegagalan 0 persen," kata Badan Pengawas Obat dan Makanan Taiwan dalam pernyataannya, dikutip dari AFP, Sabtu (22/11).
"Penilaian risiko paparan radiasi tambahan dari makanan Jepang dapat diabaikan," lanjut pernyataan itu.
Dengan demikian, kini tinggal China, Hong Kong, Makau, Rusia, dan Korea Selatan yang memiliki langkah pengendalian impor khusus untuk produk makanan Jepang.
Kebijakan ini disambut baik Kementerian Luar Negeri Jepang. Menurut Jepang, kebijakan ini akan mendorong rekonstruksi wilayah yang terdampak gempa dan tsunami pada 2011 lalu.
Kebijakan ini diumumkan di tengah ketegangan diplomatik antara Jepang dan China usai Perdana Menteri Sanae Takaichi menyatakan serangan China ke Taiwan akan mengancam keselamatan Jepang, dan membuka kemungkinan melakukan intervensi politik.
China mengeklaim Taiwan sebagai bagian wilayahnya dan mengancam akan menggunakan kekuatan untuk mengambil alih pulau itu.
Sebelumnya, Presiden Taiwan Lai Ching-te juga menunjukkan dukungan kepada Jepang dengan mengunggah foto dirinya makan sushi di media sosial. Namun, China menyebut unggahan itu sekadar aksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar