Chief Operating Officer (COO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Dony Oskaria berjalan untuk bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (20/5/2025). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Danantara Indonesia meminta InJourney, baik itu PT Angkasa Pura Indonesia (InJourney Airports) maupun InJourney Aviation Services, mengutamakan aset terbaik dan layanannya untuk PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Chief of Operating Officer Danantara, Dony Oskaria, telah mengintruksikan kepada Angkasa Pura dan Injourney Aviaton Services, untuk mengalokasikan seluruh aset terbaiknya untuk kepentingan Garuda Indonesia.
"Ini menjadi satu bagian daripada ekosistem airlines kita ke depan, dan juga layanan yang harus diberikan oleh Gapura maupun oleh Injourney Airlines Services harus menjadi super prioritas untuk Garuda Indonesia," ungkapnya saat konferensi pers di Bandara Soetta, Kamis (13/11).
Dony menegaskan, layanan prioritas untuk maskapai penerbangan nasional atau national flight carrier umum dilakukan di semua negara, sehingga dia berharap masyarakat mendapatkan kenyamanan lebih dengan menggunakan Garuda Indonesia.
"Ini juga kami wajibkan, jadi ini perlu juga kami sampaikan kepada masyarakat bahwa nanti di bandara kita tempat terbaik itu adalah milik daripada Garuda Indonesia," tegasnya.
"Ini salah satu bagian daripada transformasi juga yang harus kita lakukan, tidak ada lagi kompromi di sini. Jadi berkali-kali saya sampaikan, layanan terbaik Itu umum dilakukan di semua negara. Kalau kita ke negara manapun, national flight carrier itu harus dapat prioritas utama," imbuh Dony.
Hal ini seiring dengan keputusan inbreng aset Angkasa Pura kepada PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF), berupa lahan seluas sekitar 972.123 m2 di area Garuda Maintenance Facility, kompleks Bandara Internasional Soekarno-Hatta, setara Rp 5,66 triliun.
Dony menyebutkan, penambahan modal untuk anak usaha Garuda Indonesia ini membuat perusahaan tidak lagi harus membayar sewa kepada InJourney, sehingga menurunkan beban keuangan.
"Itu membuat profil daripada keuangan GMF jauh lebih baik dan tidak perlu lagi membayar sewa, sehingga ini bagian daripada ekosistem yang diciptakan oleh Danatara," pungkasnya.
Adapun Garuda Indonesia baru saja mendapatkan tambahan modal sebesar Rp 23,67 triliun dari PT Danantara Asset Management (Persero) (DAM), melalui mekanisme Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD), terdiri atas setoran tunai Rp 17,02 triliun dan konversi utang pemegang saham Rp 6,65 triliun.
Penyertaan modal tersebut dilakukan melalui penerbitan 315,61 miliar saham Seri D dengan harga pelaksanaan Rp 75 per lembar. Penerbitan saham ini juga memastikan Garuda Indonesia tetap tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar