Presiden Partai Demokrat Liberal (LDP) Sanae Takaichi berdiri untuk menerima tepuk tangan setelah terpilih sebagai perdana menteri baru Jepang dalam sidang istimewa Dewan Perwakilan Rakyat di Tokyo, Jepang, Selasa (21/10/2025). Foto: Philip Fong/AFP
Kementerian Luar Negeri China mendesak Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi menarik pernyataannya soal Taiwan. China memperingatkan Jepang akan menanggung konsekuensinya jika pernyataan itu tak segera dicabut.
Dalam konferensi pers di Beijing pada Kamis (13/11), juru bicara Kemlu China Lin Jian menyatakan pernyataan Takaichi merupakan campur tangan kasar atas urusan dalam negeri China dan menjadi pukulan berat bagi hubungan bilateral kedua negara.
"Jika Jepang berani melakukan intervensi militer di Selat Taiwan, itu akan menjadi tindakan agres, dan China akan membalas dengan tegas," kata Lin, dikutip dari Reuters, Jumat (14/11).
Sejumlah media pemerintah China juga mengkritik pernyataan Takaichi. TV pemerintah, CCTV, menyebut Takaichi pembuat onar dan memperingatkan dia harus bertanggung jawab jika terus menyebarkan omong kosong tanpa batas.
Sementara surat kabar People's Daily menyebut Jepang tengah berusaha menghidupkan kembali militerisme masa depang lewat pernyataan Takaichi.
"Dalam beberapa tahun terakhir, Jepang telah melesat di jalur pembangunan militer," kata People's Daily.
"Dari kunjungan rutin ke Kuil Yasukuni, menyangkal Pembantaian Nanjing, hingga dengan gencar menggemborkan 'teori ancaman China', setiap langkah Takaichi mengikuti jejak lama rasa bersalah historis, berusaha menutupi sejarah agresi dan menghidupkan kembali militerisme," lanjut surat kabar itu.
Jepang Panggil Konjen China di Osaka yang Ancam Akan Penggal Kepala PM Takaichi
Sementara itu, Jepang telah memanggil Konjen China di Osaka, Xue Jian, atas unggahannya di media sosial yang mengancam akan memenggal kepala Takaichi. Menlu Jepang Toshimitsu Motegi menyayangkan unggahan Xue.
"Jepang akan terus mendesak pihak China untuk mengambil langkah yang tepat supaya ini tidak memengaruhi arah hubungan Jepang-China," kata Motegi di sela pertemuan KTT G7 di Kanada.
Meski demikian, Motegi tidak menjawab saat ditanya apakah Xue harus diusir dari Jepang.
Pernyataan PM Takaichi soal Taiwan yang Buat China Meradang
Presiden Partai Demokrat Liberal Sanae Takaichi kembali ke kursinya setelah memberikan suaranya dalam pemungutan suara untuk memilih perdana menteri baru Jepang selama sidang istimewa Dewan Perwakilan Rakyat di Tokyo, Jepang, Selasa (21/10/2025). Foto: Philip Fong/AFP
Takaichi pekan lalu berbicara soal keamanan Taiwan di depan parlemen. Dia mengatakan semua serangan bersenjata ke Taiwan akan memicu pengiriman pasukan Jepang ke Selat Taiwan di bawah koridor "pertahanan bersama kolektif".
"Jika ada keadaan darurat di Taiwan yang melibatkan kapal perang, maka ini akan jadi situasi yang bisa mengancam keselamatan Jepang dari sudut pandang mana pun," kata Takaichi saat itu.
China hingga kini masih menganggap Taiwan bagian dari teritorinya. Namun, Taiwan terus menolak dan bersikeras merupakan negara yang merdeka.
China sejauh ini tak pernah menggunakan kekuatan militer untuk mengambil alih pulau itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar