Search This Blog

CEO Microsoft Ungkap Tantangan Terbesar AI Bukan di Chip, tapi Daya Listrik

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
CEO Microsoft Ungkap Tantangan Terbesar AI Bukan di Chip, tapi Daya Listrik
Nov 14th 2025, 10:24 by kumparanTECH

CEO Microsoft Satya Nadella. Foto: Fabrice COFFRINI / AFP
CEO Microsoft Satya Nadella. Foto: Fabrice COFFRINI / AFP

CEO Microsoft, Satya Nadella, memiliki pandangan bahwa tantangan terbesar dalam persaingan kecerdasan buatan (AI) bukan lagi soal pasokan semikonduktor AI, melainkan ketersediaan daya listrik.

Pernyataan ini disampaikan dalam diskusi podcast BG2 saat membicarakan tentang tantangan dan masa depan industri kecerdasan buatan.

Satya Nadella mengatakan industri telah melampaui kendala pasokan awal berupa perangkat keras khusus dan kini menghadapi tantangan yang lebih mendasar.

"Masalah terbesar yang kita hadapi sekarang bukanlah chip, melainkan daya," kata Satya Nadella, mengutip The Times of India.

"Kalau kita enggak bisa membangun dekat-dekat dengan sumber daya, kita bakal punya chip yang tersimpan di gudang atau bahkan enggak bisa dicolok. Masalahnya bukan lagi masalah pasokan chip, tapi masalah daya."

Sementara itu, CEO OpenAI, Sam Altman, meramalkan kelangkaan daya komputasi saat ini bersifat sementara, dan kelebihan daya komputasi pasti akan muncul. Ia memprediksi kelebihan pasokan ini dapat terjadi dalam dua hingga enam tahun ke depan.

CEO OpenAI, Sam Altman. Foto: John Macdougall/AFP
CEO OpenAI, Sam Altman. Foto: John Macdougall/AFP

Nadella merinci pendekatan strategis Microsoft terhadap pengembangan AI, menekankan metrik utamanya bukanlah mengurangi biaya daya komputasi, melainkan meningkatkan efisiensi kecerdasan per unit.

Untuk mencapai hal ini, Microsoft fokus membangun dua "pabrik" secara bersamaan, yaitu "Pabrik Agen" yang berkaitan dengan ekosistem peranti lunak tingkat atas.

Kedua adalah "Pabrik Token" yang mengacu pada infrastruktur komputasi yang mendasarinya, seperti perangkat keras, peranti lunak sistem, manajemen virtualisasi, dan kemampuan penjadwalan.

Di sisi lain, Altman menggarisbawahi pentingnya potensi AI untuk penemuan ilmiah, menyebutnya sebagai tujuan akhir.

"Jika kita benar-benar dapat memungkinkan AI untuk melakukan penelitian ilmiah, maka dalam arti tertentu, itu akan menjadi superintelijen," ujar Altman.

Altman juga memberikan pujian yang tinggi kepada mitranya, mengaitkan kesuksesan OpenAI dengan dukungan awal raksasa perangkat lunak tersebut. Ia mengungkapkan, tanpa Microsoft, terutama keyakinan Satya Nadella, OpenAI tidak akan berada di posisi saat ini.

Reporter: Muhamad Ardiyansyah

Media files:
01gq3pa7t7n6nrgsmhv52sd533.jpg image/jpeg,
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar