Search This Blog

Cara dan Trik Cerdas Menang Suit Jepang Batu Gunting Kertas menurut Ilmuwan

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Cara dan Trik Cerdas Menang Suit Jepang Batu Gunting Kertas menurut Ilmuwan
Nov 12th 2025, 12:04 by kumparanSAINS

com-Permainan kertas gunting batu. Foto: Shutterstock
com-Permainan kertas gunting batu. Foto: Shutterstock

Siapa sangka, permainan sederhana suit batu-gunting-kertas bisa mengungkap cara kerja otak manusia saat bersaing. Menurut sebuah penelitian terbaru, strategi terbaik untuk menang dalam permainan ini adalah bersikap seacak dan se-unpredictable mungkin.

Namun faktanya, otak manusia sangat buruk dalam bersikap acak, dan justru inilah alasan kenapa banyak orang sering kalah.

Dalam studi tersebut, tim peneliti dari bidang neurosains sosial meminta sejumlah peserta memainkan 15.000 ronde kertas-gunting-batu, sambil merekam aktivitas otak mereka. Hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Social Cognitive and Affective Neuroscience menemukan bahwa mereka yang terlalu terpengaruh oleh ronde sebelumnya lebih sering kalah.

Para peneliti juga membuktikan bahwa manusia sebenarnya sulit benar-benar berpikir secara acak. Aktivitas otak mereka menunjukkan adanya pola, bias, dan kecenderungan tertentu setiap kali membuat keputusan dalam kompetisi.

Otak Manusia Sulit Jadi Acak

Dalam eksperimen tersebut, peserta bersaing untuk memenangkan permainan kertas-gunting-batu di mana komputer sebagai medianya. Mereka melakukannya sebanyak 480 ronde per pasangan. Dari total 15.000 ronde, para peneliti menemukan pola yang menarik, lebih dari separuh pemain terlalu sering memilih batu. Kertas menjadi pilihan kedua paling populer, dan yang paling jarang dipilih adalah gunting.

Selain itu, sebagian besar orang menghindari mengulang pilihan yang sama di ronde berikutnya. Yang paling menarik, ilmuwan bisa menebak pilihan pemain bahkan sebelum mereka menggerakkan tangan, hanya dari aktivitas otak yang terekam. Artinya, otak kita sudah memutuskan jauh sebelum kita sadar akan pilihan itu.

Ilustrasi otak manusia. Foto: Shutterstock
Ilustrasi otak manusia. Foto: Shutterstock

Tak hanya itu, data otak juga menunjukkan bahwa ketika seseorang membuat keputusan, otaknya masih menyimpan informasi dari ronde sebelumnya, baik tentang dirinya sendiri maupun lawannya. Artinya, otak kita tidak bisa berhenti menebak apa yang akan terjadi dengan melihat ke masa lalu.

Namun, menariknya, hal ini justru tidak membantu kita memenangkan permainan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak para pemain yang kalah masih aktif memikirkan hasil ronde sebelumnya, sementara otak para pemenang tidak. Kesimpulannya adalah, terlalu fokus pada masa lalu justru membuat strategi kita melemah.

Penelitian ini mungkin berangkat dari permainan sederhana, tapi temuan ini mencerminkan cara manusia mengambil keputusan dalam persaingan nyata, dari dunia bisnis hingga politik global.

Kita selalu ingin bisa menebak langkah lawan berikutnya. Namun, seperti dalam kertas-gunting-batu, keinginan untuk memprediksi sering kali justru membuat kita lebih mudah ditebak.

Para peneliti menulis bahwa otak manusia tidak seperti komputer:

Kita sulit benar-benar bersikap acak. Kita selalu melihat ke belakang, padahal kadang itu justru kontraproduktif."

Meski begitu, ketidakmampuan otak untuk bersikap acak bukanlah hal buruk sepenuhnya. Dalam situasi sosial atau kerja sama, kemampuan membaca pola ini justru membantu kita memahami orang lain. Namun, dalam kompetisi, terlalu banyak berpikir dapat menghambat kita memenangkan permainan.

So, kalau kamu bermain kertas-gunting-batu jangan terlalu menganalisis apa yang sudah terjadi. Semakin kamu berusaha memprediksi lawan, semakin mudah mereka membaca gerakmu. Kadang, strategi terbaik adalah berhenti berpikir sejenak dan biarkan insting bekerja.

Media files:
mavoefcvi4fgqflaggsf.jpg image/jpeg,
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar