Search This Blog

Bapanas Mau Atur Harga Beras Khusus, Minta Produsen Bedah Biaya Produksi

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Bapanas Mau Atur Harga Beras Khusus, Minta Produsen Bedah Biaya Produksi
Sep 13th 2025, 14:23 by kumparanBISNIS

Beras fortifikasi FS Nutri Rice di Food Station Tjipinang, Pisangan, Jakarta pada Rabu (26/1/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Beras fortifikasi FS Nutri Rice di Food Station Tjipinang, Pisangan, Jakarta pada Rabu (26/1/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA) akan mengevaluasi peredaran beras khusus di ritel modern, salah satunya membuka peluang pengaturan harganya agar tidak dilepas ke mekanisme pasar.

Peredaran beras khusus di jaringan ritel modern dengan harga yang terbilang cukup tinggi menjadi evaluasi pemerintah bersama pelaku usaha produsen beras dan ritel modern. Pemerintah mendorong agar kalangan produsen beras dan ritel modern untuk dapat guyub membantu pemerintah.

Dalam Rapat Koordinasi Peredaran Beras Khusus di Kantor NFA, Jakarta, Jumat (12/9), Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menuturkan perlu ada pembahasan struktur biaya produksi beras khusus.

"Biaya produksi beras khusus, tolong tidak terlalu tinggi. Ini perlu kita bicarakan dan sama-sama dibedah cost structure-nya, seperti beras reguler, supaya harga wajar di produsen dan juga di ritel. Saya minta nanti beras khusus itu di ritel, ELDP saja. Everyday low price, karena kita bicaranya volume," katanya melalui keterangan resmi, Sabtu (13/9).

Arief menyarankan produsen beras khusus, yakni beras fortifikasi dan biofortifikasi, agar lebih menonjolkan promosi keunggulan produknya yang berbeda dibandingkan beras reguler. Kepada pelaku ritel modern, Arief mengingatkan agar selalu meminta uji laboratorium terhadap produk beras khusus yang akan diterima.

"Masing-masing produsen beras khusus bisa lebih menunjukkan ke masyarakat, apa saja kelebihan produknya. Bisa rendah glikemik ataukah gluten free. Promosinya begitu," jelasnya.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi di Kantor Kemenko Bidang Pangan, Selasa (29/7/2025). Foto: Widya Islamiati/kumparan
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi di Kantor Kemenko Bidang Pangan, Selasa (29/7/2025). Foto: Widya Islamiati/kumparan

Kepastian Pasokan Beras di Ritel Modern

Di sisi lain, Arief juga meminta agar ritel modern memasok kembali beras premium dan juga beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dilepas ke konsumen sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).

"Kita sepakat membantu pemerintah. Jadi beras premiumnya tolong diisi kembali. Bukan berarti semuanya transfer ke beras khusus. Jangan dibiarkan kosong. Kita disini untuk bantu masyarakat luas," tegas Arief.

Arief pun meminta setiap ritel modern membuat estimasi kebutuhan beras SPHP. Dia menargetkan 800 ribu ton beras SPHP tersalurkan hingga akhir tahun, sebab dia menilai ritel adalah yang paling disiplin menjual beras sesuai HET ke masyarakat.

Menurutnya, upaya penggempuran beras SPHP ke ritel modern ini untuk melengkapi tata niaga yang ada, karena distribusi beras SPHP sebelumnya telah disalurkan ke pasar tradisional dan kanal lainnya yang melibatkan instansi pemerintah.

Khusus pasar ritel modern, dia mengakui terdapat lag atau kelambatan karena produsen beras harus menyesuaikan spesifikasi mutu dan label beras sesuai Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 2 Tahun 2023.

"Memang kemarin ada sedikit lag untuk ritel modern, karena para produsen ini kan harus menyesuaikan dengan spesifikasi mutu yang ada di Perbadan 2 tahun 2023. Jadi memang diperlukan waktu, tetapi kita ingin yang terbaik buat konsumen Indonesia," jelas Arief.

Warga membawa beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dibeli dari Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian Kota Samarinda di Kelurahan Loa Bakung, Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (27/8/2025). Foto: M. Risyal Hidyat/ANTARA
Warga membawa beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dibeli dari Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian Kota Samarinda di Kelurahan Loa Bakung, Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (27/8/2025). Foto: M. Risyal Hidyat/ANTARA

Bapanas mencatat realisasi penjualan beras SPHP per 12 September mencapai 356,6 ribu ton atau 23,78 persen dari target setahun 1,5 juta ton. Secara rinci, Perum Bulog telah melibatkan mitra pengecer di pasar rakyat hingga 5.231 unit. Sementara mitra ritel modern di 457 unit.

Salah satu dampak positif penyaluran beras SPHP adalah turut andil menekan harga beras medium. Merujuk Panel Harga Pangan Bapanas per 12 September, rerata harga beras medium kompak mulai menurun terhadap rerata harga seminggu sebelumnya.

Per 12 September, rerata beras medium di Zona 1 berada di Rp 13.467 per kilogram (kg) atau berada 0,24 persen di bawah HET. Ini pun lebih rendah 0,33 persen dibandingkan seminggu sebelumnya yang berada di Rp 13.511 per kg. Sementara Zona 2 di Rp 14.090 per kg yang menurun 0,37 persen dari seminggu sebelumnya di Rp 14.142 per kg.

Selain itu, sejak pemberlakuan HET beras medium terbaru, jumlah daerah yang memiliki rerata harga beras medium di bawah HET mengalami penambahan signifikan. Pada minggu kedua September, total terdapat 258 daerah yang mengalami penurunan harga.

Sementara itu, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA I Gusti Ketut Astawa, mengatakan pemerintah berharap ke depannya ketersediaan beras di ritel modern dapat semakin membaik.

"Yang pertama, pasokan beras premium agar dapat kembali normal, minimal 60 sampai 70 persen. Yang kedua, beras premium atau beras khusus akan dipertimbangkan untuk ditetapkan pengaturan harga, sehingga ini tidak boleh dilepas begitu saja. Kami akan coba ukur nanti," terangnya.

Media files:
jvjlh1zcspv7tj5nh5wh.jpg image/jpeg,
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar