Harga minyak mentah mengalami penurunan pada penutupan perdagangan Jumat (18/7). Hal ini disebabkan oleh persepsi soal tarif Amerika Serikat (AS) yang beragam serta kekhawatiran tentang pasokan minyak menyusul sanksi terbaru Uni Eropa terhadap Rusia atas perangnya di Ukraina.
Dikutip dari Reuters pada Senin (21/7) harga minyak mentah Brent turun 24 sen atau 0,3 persen dan ditutup pada USD 69,28 per barel, Sementara itu harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 20 sen atau 0,3 persen dan ditutup pada USD 67,34.
Dengan begitu kedua indeks tersebut mengalami penurunan sekitar 2 persen selama sepekan. Presiden AS Donald Trump sebelumnya mendorong tarif minimum 15 persen hingga 20 persen untuk Uni Eropa, hal ini meningkatkan kekhawatiran akan inflasi.
"Tarif timbal balik yang saat ini direncanakan, ditambah dengan pungutan sektoral yang diumumkan, dapat mendorong tingkat tarif efektif AS di atas 25 persen, melampaui puncaknya pada tahun 1930-an. Dalam beberapa bulan mendatang, tarif tersebut akan semakin terlihat dalam inflasi," tulis analis Citi Research, bank AS Citigroup.
Meningkatnya inflasi juga dapat meningkatkan harga bagi konsumen dan melemahkan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.
Sementara itu beberapa hari lalu Eropa mencapai kesepakatan mengenai paket sanksi ke-18 terhadap Rusia atas perangnya di Ukraina. Paket tersebut mencakup tindakan untuk memberi pukulan lebih lanjut terhadap industri minyak dan energi Rusia.
Uni Eropa juga tidak akan lagi mengimpor produk minyak bumi apa pun yang terbuat dari minyak mentah Rusia. Meski begitu, larangan tersebut tidak akan berlaku untuk impor dari Norwegia, Inggris, AS, Kanada, dan Swiss.
CPO
Sejumlah truk pengangkut Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT.Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022). Foto: Syifa Yulinnas/ANTARA FOTO
Harga minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) justru terpantau mengalami kenaikan. Berdasarkan situs Barchart, harga CPO untuk kontrak September 2025 naik 3,09 persen menjadi MYR 4.309 per ton.
Batu Bara
Sementara itu harga batu bara justru terpantau turun. Berdasarkan situs Barchart, harga batu bara untuk kontrak Agustus 2025 turun 1,20 persen ke level USD 111,75 per ton.
Nikel
Harga nikel berdasarkan London Metal Exchange (LME) terpantau naik. Harga nikel naik 0,81 persen ke posisi USD 15.218 per ton.
Timah
Harga timah berdasarkan situs London Metal Exchange (LME) terpantau naik 1,31 persen ke posisi USD 33.345 per ton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar