Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pemaparan saat konferensi pers hasil lelang SUN di Kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Jakarta, Selasa (18/3/2025). Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTO
Menteri Keuangan Sri Mulyani menargetkan pemulihan ekonomi Indonesia tumbuh mencapai 5,2 persen hingga 5,8 persen di 2026. Hal ini disampaikan dalam Rapat Paripurna bersama anggota DPR RI untuk membahas mengenai kerangka kebijakan ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM PPKF) 2026.
Target tersebut juga dipatok dalam rangka mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
"Pemerintah mengusulkan kisaran indikator ekonomi makro yang digunakan sebagai asumsi dasar penyusunan RAPBN 2026," ujar Sri Mulyani dalam rapat paripurna DPR RI, Selasa (20/5).
Bendahara negara itu mengungkapkan pembahasan KEM PPKF telah disusun dengan mempertimbangkan berbagai dinamika global dan melihat potensi pemulihan ekonomi nasional di tahun depan.
Sementara untuk inflasi diperkirakan dapat mencapai 1,5 persen hingga 3,5 persen tahun depan. Lalu, nilai tukar rupiah menjadi Rp 16.500 hingga Rp 16.900 per dolar AS. Kemudian tingkat suku bunga SBN 10 Tahun berada di kisaran 6,6 persen sampai dengan 7,2 persen.
Sementara harga minyak mentah Indonesia senilai USD 60 hingga USD 80 per barel, lifting minyak bumi 600 ribu hingga 605 ribu barel per hari, dan lifting gas 953 ribu hingga 1.017 ribu barel setara minyak per hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar