Ilustrasu sarang tawon. Foto: Alabama Cooperative Extension System
Peneliti IPB University, Ivone Wulandari Budiharto, mengungkapkan temuan mengenai potensi antimikroba yang terkandung dalam sarang tawon angkut-angkut (Eumenes coarctatus). Temuan tersebut berkaitan dengan berpotensi sebagai obat luka.
Antimikroba adalah zat yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan mikroorganisme, seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit.
Penelitian yang dilakukan Ivone dan tim peneliti menggunakan mencit sebagai objek percobaan dengan luka sayat. Hasilnya, respons menunjukkan penutupan luka yang cepat ketika sarang tawon angkut-angkut diterapkan.
"Hal ini mengindikasikan adanya aktivitas antimikroba pada sarang tawon tersebut, yang dapat dimanfaatkan untuk mempercepat proses penyembuhan luka," demikian keterangan Ivone dalam siaran pers IPB University Selasa (20/6).
Ivone mengatakan penelitian ini berawal dari kearifan lokal masyarakat Jawa yang telah lama memanfaatkan sarang tawon angkut-angkut untuk menyembuhkan luka, terutama pada bekas khitan.
Menurut dia, masyarakat biasanya mencairkan sarang tawon yang berbentuk gumpalan tanah dengan sedikit udara, lalu mengoleskannya pada luka bekas khitan.
"Dalam waktu 7 hingga 13 hari, luka tersebut akan mengering tanpa menimbulkan nanah. Kearifan lokal inilah yang mendorong Ivone untuk meneliti kandungan dalam sarang tawon angkut-angkut," katanya.
Tawon Vespa affinis. Foto: Wikimedia Commons
"Harapan selanjutnya, sarang tawon ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan gel antiseptik untuk luka sayat dan luka bakar," sambungnya.
Meskipun demikian, Ivone menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif dalam sarang tawon dan kemungkinan adanya mikroba simbion dari tawon itu sendiri yang dapat meningkatkan manfaatnya dalam bidang kesehatan.
Ia mengatakan penelitian ini tidak tanpa tantangan. Ivone melanjutkan, pengambilan sampel sarang tawon cukup sulit karena faktor-faktor seperti sengatan tawon, degradasi sarang yang terbuat dari tanah, serta faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi komposisi sarang.
Selain itu, sambungnya, pengambilan sarang tawon juga harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak komposisi yang ada. Ivone juga mengakui perlunya uji antimikroba yang lebih mendalam, termasuk pengujian terhadap bakteri dan jamur, untuk mengetahui kandungan senyawa bioaktif yang ada.
"Selain itu, uji keamanan juga penting dilakukan jika sarang tawon ini nantinya dapat digunakan secara luas sebagai bahan antimikroba," ucapnya.
"Tawon angkut-angkut sendiri dikenal tidak hidup dalam koloni besar dan tidak terlalu agresif. Meskipun demikian, tawon ini dapat menyengat jika merasa terancam, dengan sengatan yang dapat menimbulkan rasa nyeri dan bengkak. Aktivitas utama tawon angkut-angkut adalah membangun sarang dari campuran tanah dan air liur tawon," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar