Kepolisian Korea Selatan berupaya menangkap seorang jurnalis, atas dugaan kasus berita palsu terkait darurat militer yang diberlakukan mantan presiden Yoon Suk-yeol.
Jurnalis yang bekerja untuk media lokal Sky eDaily itu menulis laporan yang dilabeli eksklusif pada Januari 2025. Dalam tulisan itu, sang jurnalis melaporkan ada 99 mata-mata China yang ditangkap pasukan Korsel di hari Yoon Suk-yeol menangguhkan pemerintahan sipil pada Desember 2024.
Dikutip dari AFP, Selasa (20/5), laporan yang mengutip sumber intelijen militer AS yang tak disebut namanya itu mengeklaim para mata-mata dipindahkan ke tahanan militer AS di Okinawa, Jepang, setelah ditangkap di sebuah fasilitas yang berafiliasi dengan Komisi Pemilihan Nasional (NEC) Korsel.
Kepolisian Metropolitan Seoul mengatakan kepada AFP, bahwa mereka telah mengajukan surat perintah penangkapan jurnalis itu atas tuduhan menghalangi tugas resmi NEC.
Juru bicara kepolisian mengatakan, jurnalis yang belum diungkap identitasnya itu dituduh mempublikasikan artikel palsu yang mengganggu operasi NEC. Penangkapan jurnalis itu tinggal menunggu keputusan pengadilan pada Rabu (21/5).
Saat dihubungi oleh tim Fact Check AFP, baik NEC dan Pasukan AS Korea membantah laporan terkait mata-mata China itu.
Sekilas Darurat Militer Singkat yang Diumumkan Yoon Suk-yeol
Pada Desember 2024, Yoon Suk-yeol mengumumkan darurat militer. Menurutnya, darurat militer dibutuhkan untuk memecah kebuntuan legislatif dan membasmi kekuatan pro-Korut.
Sejak itu, muncul misinformasi dan teori konspirasi daring dengan konten yang tidak terverifikasi menyebarkan klaim yang tidak terbukti tentang kecurangan pemilu dan spionase China.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar