Search This Blog

Polisi Bakal Tes Kejiwaan Remaja Perusak Makam di Bantul-Yogya

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Polisi Bakal Tes Kejiwaan Remaja Perusak Makam di Bantul-Yogya
May 20th 2025, 15:40 by kumparanNEWS

Kapolsek Kotagede AKP Basungkawa (tengah) di kantornya, Selasa (20/5/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Kapolsek Kotagede AKP Basungkawa (tengah) di kantornya, Selasa (20/5/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Kapolsek Kotagede AKP Basungkawa mengatakan polisi masih mendalami motif remaja laki-laki berinisial ANFS (16) yang merusak makam di wilayah Kotagede, Kota Yogyakarta dan beberapa makam di wilayah Kabupaten Bantul. Kejiwaan ANFS juga bakal diperiksa.

"Untuk motif, masih kita perdalam. Mohon waktunya. Nanti masih pemeriksaan-pemeriksaan kita perdalam untuk motifnya," kata Basungkawa di kantornya, Selasa (20/5).

Berdasarkan data kepolisian, ANFS beragama Kristen. Sementara nisan yang dirusak adalah nisan salib. Soal keterkaitan ini, polisi juga masih mendalami.

Menurutnya belum ada alasan spesifik mengapa ANFS merusak nisan salib.

"Belum. Masih pendalaman, pemeriksaan itu. Sementara dia pengakuan melakukan perbuatan tersebut diakui," katanya.

Di sisi lain, Basungkawa meminta kepada masyarakat tak mengaitkan kasus ini ke isu SARA.

"Tidak ada (kaitan dengan SARA)," tegasnya.

Kondisi nisan salib yang dirusak oleh orang tak dikenal di pemakaman umum (TPU) Ngentak, Baturetno, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Senin (19/5/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Kondisi nisan salib yang dirusak oleh orang tak dikenal di pemakaman umum (TPU) Ngentak, Baturetno, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Senin (19/5/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Kondisi Kejiwaan

Soal kondisi kejiwaan ANFS, polisi juga masih akan mendalami. Polisi juga akan melakukan pemeriksaan kejiwaan ANFS.

Ada dugaan kondisi kejiwaan ANFS tak stabil tetapi selama ini ANFS belum pernah diperiksa ke rumah sakit.

"Untuk kejiwaan, memang ada keturunan juga, kakaknya seperti ini (ada gangguan). Namun, kakaknya obat jalan, namun ini (ANFS) belum pernah berobat jalan," katanya.

"Mungkin mendekati seperti itu, namun dari mulai gejala SMP kelas 1 sampai kelas 3, dia belum pernah dilakukan pemeriksaan," bebernya.

Kebiasaan Jalan Malam-malam

Dari pengakuannya ke polisi, ANFS adalah pelaku tunggal. Tak ada keterlibatan orang lain dalam peristiwa perusakan sejumlah makam di Kota Yogya dan Kabupaten Bantul.

Di sisi lain, ANFS ini punya kebiasaan jalan-jalan malam hari dan tak tidur di rumah. Kadang ANFS juga tidak mandi.

"Sendiri. Dia jalan kaki (ke makam-makam). Pelaku ini kesehariannya tidak tidur di rumah. Dia jalan-jalan terus kadang tidur di mana, kadang di gubuk dan sebagainya. Pagi itu pulang ganti baju sekolah. Sekolah pun jamnya nggak mesti, kadang berangkat pagi kadang berangkat siang," tuturnya.

Kondisi nisan salib yang dirusak oleh orang tak dikenal di pemakaman umum (TPU) Ngentak, Baturetno, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Senin (19/5/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Kondisi nisan salib yang dirusak oleh orang tak dikenal di pemakaman umum (TPU) Ngentak, Baturetno, Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Senin (19/5/2025). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Saat ini ANFS dititipkan Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja (BPRSR) di Sleman karena masih di bawah umur.

Meski begitu ancaman hukuman tetap menantinya. ANFS terancam kurungan penjara 1 tahun lebih.

"Pada pelaku, kita persangkakan pasal 179 KUHP, yaitu tindakan menodai kuburan atau merusak tanda isyarat kuburan, yang mana ancamannya 1 tahun 4 bulan (penjara)," katanya.

Media files:
01jvp9vhgb69daza4qjteac9tp.jpg image/jpeg,
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar