Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli. Foto: Kemnaker RI
Menteri Tenaga Kerja, Yassierli, menyebut telah bertemu dengan Menteri Komdigi, Meutya Hafid, membahas terkait gelombang PHK di industri media. Katanya, ia akan mengajak pelaku industri media membuat sebuah focused group discussion (FGD) khusus membahas soal itu.
"Sudah, kita sudah ketemu (dengan Menkomdigi), dan action kita itu adalah kita akan membuat sebuah FGD nanti bareng mengundang teman-teman dari stakeholder terkait. Jadi termasuk para jurnalis, pihak industri media massa, dan seterusnya. Ini nunggu timingnya aja nanti," ujar dia ditemui di Jakarta pada Rabu (28/5).
"Ya, tidak hanya diskusi. Itu namanya disebut dengan dialog sosial," sambungnya.
Sebelumnya, Meutya Hafid menyebut akan bertemu Yassierli untuk membahas gelombang PHK di media. Meutya menilai, gelombang PHK ini terjadi karena adanya perubahan dalam teknologi, sehingga media perlu melakukan adaptasi.
Kendati demikian, pemerintah juga semestinya turut hadir untuk memberikan masukan terhadap tantangan tersebut ke depannya.
"Pada prinsipnya memang ada disrupsi teknologi yang mengakibatkan tantangan bagi industri ini, pers, memang akan sangat menantang. Namun demikian tentu, pemerintah harus hadir dan saat ini kita sedang mendata masukan-masukan dari industri. Jadi beberapa asosiasi seperti asosiasi televisi itu sudah kita minta masukan tertulis," jelas dia di Kemkomdigi, Jakarta, pada Jumat (16/5).
Beberapa waktu belakangan ini, banyak industri media yang memutuskan untuk melakukan efisiensi agar dapat bertahan. Tak sedikit, perusahaan media yang melakukan efisiensi tersebut dengan cara PHK hingga ratusan karyawan.
Adapun data PHK di semua industri, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mencatat ada sebanyak 73.992 pekerja yang terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepanjang 1 Januari 2025 sampai 10 Maret 2025.
Sementara, Kemnaker mencatat jumlah pekerja terdampak PHK sepanjang Januari hingga 23 April 2025 adalah sebanyak 24.036 orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar