Serangan udara Junta Militer Myanmar menghacurkan sebuah sekolah, pada Senin (12/5). Serangan itu menewaskan 22 orang, 20 di antaranya anak-anak. Foto: AFPSerangan ini terjadi saat Junta Myanmar tengah meminta bantuan kemanusiaan internasional dari gempa besar yang terjadi 28 Maret lalu. Foto: AFPSerangan itu menghantam sebuah sekolah di desa Oe Htein Kwin, yang berjarak sekitar 100 kilometer dari titik gempa yang terjadi akhir Maret. Foto: AFPBangunan sekolah berwarna hijau ini hancur. Atapnya yang terbuat dari besi rontok, dengan lubang-lubang besar menembus tembok bata sekolah itu. Puing-puing bangunan berserakan di luar gedung sekolah. Foto: AFPLebih dari lusinan buku dan tas bertumpuk di depan tiang bendara Myanmar di depan sekolah itu. Foto: AFPFoto: AFP
Serangan udara Junta Militer Myanmar menghancurkan sebuah sekolah, pada Senin (12/5). Serangan itu menewaskan 22 orang, 20 di antaranya anak-anak.
Serangan ini terjadi saat Junta Myanmar tengah meminta bantuan kemanusiaan internasional dari gempa besar yang terjadi 28 Maret lalu.
Serangan itu menghantam sebuah sekolah di desa Oe Htein Kwin, yang berjarak sekitar 100 kilometer dari titik gempa yang terjadi akhir Maret.
Bangunan sekolah berwarna hijau ini hancur. Atapnya yang terbuat dari besi rontok, dengan lubang-lubang besar menembus tembok bata sekolah itu. Puing-puing bangunan berserakan di luar gedung sekolah.
Lebih dari lusinan buku dan tas bertumpuk di depan tiang bendara Myanmar di depan sekolah itu.
Tas-tas siswa disimpan di depan gedung sekolah yang rusak akibat serangan udara Junta Militer Myanmar di desa Ohe Htein Twin, kotapraja Tabayin, Wilayah Sagaing, Myanmar, Senin (12/5/2025). Foto: AFP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar