Search This Blog

Beragam Suara Ojol Jelang Demo 20 Mei: Turun ke Jalan atau Tidak?

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Beragam Suara Ojol Jelang Demo 20 Mei: Turun ke Jalan atau Tidak?
May 19th 2025, 16:01 by kumparanNEWS

Para driver ojol di Jalan Tanah Abang 1, Jakarta Pusat, Senin (19/5/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparan
Para driver ojol di Jalan Tanah Abang 1, Jakarta Pusat, Senin (19/5/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparan

Sejumlah pendapat bermunculan jelang demo besar yang akan dilakukan driver ojek online pada Selasa (20/5) besok. Reaksi para driver ojol ternyata beragam. Ada yang mantap akan ikut turun ke jalan, namun ada pula yang masih menimbang situasi.

Saiful, salah seorang driver ojol Grab, mengaku sudah mengetahui informasi rencana demo sejak sebulan lalu. Ia menyatakan akan ikut turun karena merasa terbebani oleh sistem promo yang saat ini berlaku di aplikator.

"Karena masalah [tarif] hemat itu, ya. Terus masalah promo. Itu rencana pengin dihilangin, begitu ya. Kalau saya pribadi, sih, maunya begitu, dihilangkan. Jadi istilahnya jangan ada yang bayar-bayarlah [driver bayar ke aplikator]. Kita mau narik kan, mau nyari uang. Ini kenapa harus bayar dulu," kata Saiful saat ditemui kumparan di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (19/5).

Pengemudi ojek online (ojol) menunggu datangnya penumpang di Halte LRT Pancoran, Jakarta, Rabu (12/3/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Pengemudi ojek online (ojol) menunggu datangnya penumpang di Halte LRT Pancoran, Jakarta, Rabu (12/3/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Saiful juga mengeluhkan potongan pendapatan yang dirasakan akibat sistem promo tersebut. Ia menyebut pengemudi harus membayar Rp 20 ribu per hari untuk bisa mendapatkan order dari pengguna yang memakai promo hemat.

"Yang harusnya itu bersih dapat Rp 10.400 ya. Nah, karena ada promo hemat ini, kan drivernya harus bayar Rp 20 ribu per hari untuk bisa dapet penumpang yang pakai promo hemat. Nah, pas dapet penumpang yang pakai promo hemat dari Rp 10.400 itu ya dipotong lagi Rp 2 ribu gitu. Jadi terima bersihnya cuma Rp 8.400 gitu. Yang tadinya harusnya Rp 10.400 ya. Jadi pendapatan otomatis berkurang," jelas Saiful.

Ia berharap sistem promo tersebut dihapus dan insentif bonus dikembalikan seperti dulu.

"Harapannya yang mudah-mudahan yang segala yang berbayar itu dihilangkan dan dikembalikan lagi seperti tahun 2020-an, lah. Dihilangkan yang bayar-bayar, yang slot Gaspol yang di zona-zona itu dihilangkan aja. Jadi kembali lagi ya seperti biasa kita narik kayak awal mula Grab-Gojek ada. Nggak usah diperbanyak program ini, program itu. Sama kalau bisa insentif bonusnya diadain lagi, jangan dipersulit," harapnya.

Driver ojol saat demo di depan Gedung DPR. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Driver ojol saat demo di depan Gedung DPR. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Belum Pasti Ikut

Sementara itu, Herman, mengaku belum memastikan akan ikut aksi atau tidak. Menurutnya, sejauh ini tidak ada kebijakan serupa dari aplikatornya.

"Demo besok ya? Iya dengar sih dari berita, dari berita dengar ya? Kayaknya belum tau ya, belum tau ya, lihat situasi, sih," kata driver Maxim ini.

Namun demikian, Herman menyebut solidaritas antardriver bisa saja membuat pengemudi dari aplikator yang diikutinya ikut turun ke jalan.

"Tapi kemungkinan sih banyak yang ikut juga dari kami juga karena solidaritas itulah," ungkapnya.

Berbeda dengan dua aplikator lain (Grab dan Gojek), menurut Herman, aplikatornya tidak terikat pada promo yang dianggap memberatkan.

"Isunya sih kayaknya masalah itu ya, masalah promo hemat itu ya. Kalau dari tempat saya nggak ada soal-soal gitu," kata Herman.

Terkait larangan on-bid [mengambil penumpang] saat demo, Saiful mengatakan, dia tak mendengar itu di Maxim.

"Itu haknya mitra. Terserah. Kagak maksa. Lu kagak mulai on bid atau mau on bid, besok berarti nggak apa-apa nih. Yang penting kan harus tau aturan. Jangan kekerasan. Jangan bikin orderan palsu. Kan begitu. Terserah mitra aja. Mau demo silakan. Yang mau on bid silakan. Ya bajunya nggak usah pakai jaket yang penting ya," tuturnya.

"Kalau saya mah nggak ngelarang ada orang yang mau on bid juga nggak apa-apa," ujarnya.

Tunggu Arahan Korlap

Sementara itu driver lain, Suherman (32), belum bisa memastikan akan ikut demo. Dia menyebut masih menunggu arahan dari koordinator lapangan.

Pengemudi ojek online (ojol) menunggu datangnya penumpang di Halte LRT Pancoran, Jakarta, Rabu (12/3/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Pengemudi ojek online (ojol) menunggu datangnya penumpang di Halte LRT Pancoran, Jakarta, Rabu (12/3/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

"Wah, kurang tahu, belum bisa memastikan. Belum ada arahan sih dari korlapnya," ujar driver Gojek ini.

Ia mengaku tahu soal rencana aksi ini dari grup WhatsApp, meski belum mendapat informasi jelas soal isu yang akan dibawa.

"Itu juga belum tau, soalnya kan takut juga beda omongannya sama yang sebelah. Tapi yang pasti soal promo-promo itu yang ngebebanin driver ya," kata Suherman.

Mengenai potensi larangan on-bid bagi driver yang tidak ikut aksi, Suherman juga belum mendapat kejelasan.

"Kurang tahu kalau itu ya, kemungkinan sih ada," ucapnya.

Aksi 20 Mei ini direncanakan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan promo dan sistem insentif yang dianggap merugikan para mitra ojol. Ada juga aspirasi untuk menolak isu merger Gojek-Grab.

Meski begitu, respons driver terhadap aksi masih beragam. Sebagian siap turun, sebagian lainnya memilih menunggu atau tetap bekerja seperti biasa.

Media files:
01jp43e5xw11c4vmjnr144qy2x.jpg image/jpeg,
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar