Power Sunroof Baru di New Honda Accord. Foto: PT Honda Prospect Motor
Belakangan fitur sunroofjadi salah satu nilai jual utama pada sebuah kendaraan baru. Bagaimana tidak, atap kaca yang dapat terbuka itu tergolong merupakan barang mewah untuk mobil-mobil tertentu tempo dulu.
Namun, masifnya penggunaan fitur tersebut acap kali tidak diimplikasi dengan edukasi cukup mengenai dampaknya bila pemakaiannya tidak sesuai. Contohnya jamak ditemui akhir-akhir ini adalah fitur sunroof yang digunakan sebagai ruang bermain anak.
Traffic Management Centre (TMC) Polda Metro tengah sibuk mengedukasi pengguna jalan yang kedapatan melanggar lalu lintas saat menggunakan fitur sunroof. Kasusnya serupa, membiarkan anak-anak muncul dari atap kendaraan.
"Pak, silakan anaknya diturunkan pak. Jangan dibuka kacanya, di jalan tol berbahaya, ditutup saja kacanya. Pelat nomor luar, Palembang," ucap seorang petugas dalam video yang diunggah akun Instagram @tmcpoldametro belum lama ini.
Pendiri sekaligus Instruktur Jakarta Defensive Driving Cosultant (JDDC), Jusri Pulubuhu mendukung imbauan petugas kepolisian tersebut. Menurutnya, ada bahaya tersembunyi yang tidak diketahui si pemilik mobil atas tindakannya.
"Jadi sunroof itu oke-oke saja, sebenarnya bagus untuk sirkulasi udara, visibilitas, dan jalur cahaya masuk ke dalam kabin mobil. Sunroof yang terbuka di lingkungan padat seperti kemacetan atau wilayah rawan kejahatan itu juga berbahaya karena bisa memancing tindak kriminal," ucap Jusri kepada kumparan, Senin (27/5).
Pertama, di jalan raya atau umum cukup banyak ancaman terkait ketinggian mobil seperti dahan pohon, kabel listrik yang teruntai, benda asing dari pekerjaan jalan atau jatuh dari kendaraan lainnya yang dapat membahayakan orang keluar dari sunroof.
"Penggunaan sunroof itu bisa berdampak negatif. Seperti ketika terbuka dan melaju dalam kecepatan kencang itu akan mempengaruhi aerodinamika, kendaraan dapat lebih boros dalam hal penggunaan bahan bakar," imbuh Jusri.
Sunroof Kia Sonet. Foto: dok. Kia Indonesia
Lebih lanjut, ia menambahkan penggunaan sunroof yang kurang tepat dapat menjadi sumber kriminalitas, terutama pada wilayah yang rawan tindak kejahatan. Jusri bilang, masih ada anggapan bahwa mobil dengan sunroof merupakan barang mewah.
"Bagaimana yang benar? Menikmati fitur sunroof yang cukup duduk saja di bangku masing-masing sembari kenakan sabuk pengaman. Orang yang tidak mengenakan sabuk pengaman ketik duduk risiko terhempas saat rem mendadak atau tabrakan sangat tinggi, apalagi berdiri dengan badan setengah keluar dari sunroof," katanya.
"Parahnya, orang yang mengeluarkan setengah badan dari sunroof itu bisa terlempar ke depan atau ke belakang karena gradasi kecepatan yang gampang sekali berubah, kadang cepat atau pelan. Ya, jadi bisa jatuh dari mobil, ini lagi kasusnya dilakukan di jalan tol," ucap Jusri.
Dirinya memberi kiat aman menggunakan fitur sunroof dengan bijak. Mengeluarkan badan disebutnya aman jika mobil sedang dalam keadaan berhenti atau terparkir, Jusri tidak menyarankan melakukan hal serupa sekalipun mobil sedang berjalan pelan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar