Search This Blog

IMF Sebut Perang Tarif Trump Tak Picu Resesi, tapi Turbulensi di Pasar Keuangan

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
IMF Sebut Perang Tarif Trump Tak Picu Resesi, tapi Turbulensi di Pasar Keuangan
Apr 21st 2025, 15:55, by Nicha Muslimawati, kumparanBISNIS

Presiden Donald Trump menyampaikan pidato mengenai tarif impor baru saat "Make America Wealthy Again" di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (2/4/2025). Foto: Brendan Smialowski/AFP
Presiden Donald Trump menyampaikan pidato mengenai tarif impor baru saat "Make America Wealthy Again" di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (2/4/2025). Foto: Brendan Smialowski/AFP

Dana Moneter Internasional atau International Monetary Funding (IMF) menilai perang tarif yang dimulai oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak menyebabkan resesi, hanya saja menimbulkan guncangan atau turbulensi di pasar keuangan.

Managing Director IMF, Kristalina Georgieva, mengatakan IMF akan mengukur biaya-biaya harus dikeluarkan oleh banyak negara dalam situasi perekonomian dunia saat ini, imbas adanya perang tarif AS.

"Kami akan mengukur biaya-biaya ini dalam Prospek Ekonomi Dunia baru kami, yang akan dirilis awal minggu depan. Di dalamnya, proyeksi pertumbuhan baru kami akan mencakup penurunan harga yang signifikan, tetapi bukan resesi. Kami juga akan melihat kenaikan harga pada perkiraan inflasi untuk beberapa negara,"kata Kristalina dikutip dari laman resmi IMF, Senin (21/4).

IMF memberikan peringatan bahwa ketidakpastian tinggi yang berlarut-larut dapat meningkatkan risiko tekanan pasar keuangan.

Ilustrasi IMF Foto: Reuters
Ilustrasi IMF Foto: Reuters

Pada awal April, IMF melihat pergerakan yang tidak biasa di beberapa pasar obligasi dan mata uang. Di antaranya dolar AS terdepresiasi dan imbal hasil Teasury AS yang meningkat tajam.

"Pergerakan seperti itu harus dianggap sebagai peringatan. Semua orang menderita jika kondisi keuangan memburuk," imbuhnya.

Dia membeberkan tiga dampak yang timbul akibat perang tarif AS. Dampak-dampak ini menjadi awal mulanya guncangan ekonomi terjadi di suatu negara, setelah perang tarif terjadi.

Pertama, ketidakpastian membuat tingginya biaya. Kristalina melihat kompleksitas rantai pasok untuk produk impor. Sehingga, biaya satu barang dapat dipengaruhi oleh tarif di puluhan negara.

Dalam dunia tarif bilateral, yang masing-masing dapat naik atau turun, perencanaan menjadi semakin sulit. Hasilnya, kapal-kapal di laut tidak tahu pelabuhan mana yang harus dituju, keputusan investasi ditunda, pasar keuangan bergejolak, tabungan pencegahan meningkat. Dia melihat semakin lama ketidakpastian berlangsung, maka akan semakin besar pula biaya yang dirogoh suatu negara.

Kedua, meningkatnya hambatan perdagangan, baik tarif maupun pajak, dapat meningkatkan pendapatan, namun dapat menyebabkan pengalihan aktivitas.

Menurut Kristalina, sebelumnya sudah ada bukti yang menunjukkan tarif yang lebih tinggi tidak hanya dibayarkan oleh mitra dagang. Importir juga membayar sebagian melalui laba yang lebih rendah dan konsumen membayar sebagian melalui harga yang lebih tinggi.

"Dengan menaikkan biaya input impor, tarif berlaku di awal," tuturnya.

Meski demikian, IMF tidak menampik bahwa perang tarif nantinya akan menciptakan insentif bagi perusahaan asing untuk merespons dengan investasi masuk, mendatangkan aktivitas baru dan lapangan kerja baru. Jika memang negara tersebut memiliki pasar domestik yang besar.

Dampak ketiga yakni proteksionisme mengikis produktivitas dalam jangka panjang, terutama di negara-negara dengan ekonomi yang terbilang kecil.

"Melindungi industri dari persaingan mengurangi insentif untuk alokasi sumber daya yang efisien. Keuntungan produktivitas dan daya saing masa lalu dari perdagangan terkikis. Kewirausahaan memberi jalan bagi permohonan khusus untuk pengecualian, perlindungan, dan dukungan negara," tuturnya.

Kristalina melihat nantinya akan ada hambatan dalam upaya inovasi. Meskipun dampak negatif ini masih tetap bisa diminimalisir dengan ramainya pasar domestik dalam suatu negara.

Menurut dia pada akhirnya, perdagangan itu ibarat air yang akan mengalir pada negara tanpa barrier, dan aliran akan teralih dari negara-negara yang memasang hambatan baik dalam bentuk tarif maupun hambatan nontarif.

"Beberapa sektor di beberapa negara mungkin dibanjiri oleh impor murah, yang lain mungkin mengalami kekurangan. Perdagangan terus berlanjut, tetapi gangguan menimbulkan biaya," terangnya.

Media files:
01jqwdwcsp8mqqn61yr0x5m5j4.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar