Search This Blog

Kisah Dea Rachma, Lulusan UGM yang Rela Jadi Cleaner di Australia Demi Keluarga

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Kisah Dea Rachma, Lulusan UGM yang Rela Jadi Cleaner di Australia Demi Keluarga
Jul 21st 2024, 12:31, by Hutri Dirga Harmonis, kumparanWOMAN

Dea Rachma lulusan UGM yg kerja jadi petugas kebersihan di Australia saat berkunjung ke kumparan, Jakarta, Jumat (5/7). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Dea Rachma lulusan UGM yg kerja jadi petugas kebersihan di Australia saat berkunjung ke kumparan, Jakarta, Jumat (5/7). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

Perjalanan karier perempuan lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta bernama Dea Rachma menjadi perbincangan di jagat maya akhir-akhir ini. Keputusannya untuk menjadi cleaner alias petugas kebersihan di Australia di balik titelnya sebagai sarjana pariwisata UGM dipertanyakan banyak orang.

Ya, Dea kini bekerja di camp site salah satu perusahaan tambang di negeri kanguru itu sebagai housekeeping. Ia bertugas untuk mengurus area camp setiap hari, mulai dari membersihkan toilet, kamar, mencuci dan mengganti seprai, hingga membersihkan area umum camp.

Bekerja sebagai tukang bersih-bersih yang jauh di luar negeri dilakoni Dea demi keluarganya di Surabaya. Pasalnya, perempuan berusia 23 tahun itu kini menjadi tulang punggung keluarga setelah ibunya pensiun dan sang ayah meninggal dunia beberapa waktu lalu.

Lantas, bagaimana cerita di balik karier Dea di Australia?

Pernah kerja kantoran 9–5

Dea Rachma lulusan UGM yg kerja jadi petugas kebersihan di Australia saat berkunjung ke kumparan, Jakarta, Jumat (5/7). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Dea Rachma lulusan UGM yg kerja jadi petugas kebersihan di Australia saat berkunjung ke kumparan, Jakarta, Jumat (5/7). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

Sebelum merantau jauh ke Australia, Dea juga pernah menjadi perantau di Jakarta dengan bekerja kantoran di masa pandemi COVID-19 karena saat itu industri perhotelan sedang tidak baik-baik saja. Dea mengungkapkan saat itu ia melamar pekerjaan di salah satu perusahaan akuntan publik sebagai Reporting Specialist dengan jam kerja 9–5. Meski gaji yang didapatkan bisa mencukupi kebutuhan Dea di Jakarta, tapi sayang ia tidak bertahan lama di perusahaan itu karena merasa tidak ada basic skill dan passion di sana.

"Everyone pasti ada keinginan untuk merantau ke Jakarta dan cari kerjaan yang bagus. Itu sebenarnya kerjanya sudah bagus, cuma emang akunya enggak into it, I don't have any passion," tutur Dea kepada kumparanWOMAN.

Pengalaman kerja kantoran selama enam bulan di Jakarta justru membawa Dea kembali ke Yogyakarta untuk melanjutkan kuliah D4 pariwisata di UGM. Nah di sana, Dea tak hanya mengenyam pendidikan, melainkan juga mengisi waktu dengan bekerja di salah satu hotel bintang lima Yogyakarta sebagai guest relations officer.

Dapat info soal visa WHV

Ilustrasi visa Australia. Foto: Shutterstock
Ilustrasi visa Australia. Foto: Shutterstock

Dea yang saat itu memiliki mimpi untuk berkarier di luar negeri mendapatkan informasi soal Working Holiday Visa (WHV) Australia dari orang terdekatnya pada tahun 2022. Mendengar banyak orang yang sukses di Australia bermodalkan visa WHV itu, ia pun tertarik untuk mencari tahu dan mendaftar secara mandiri.

Dengan keterbatasan informasi yang dimiliki, Dea nekat untuk mendaftar visa WHV seorang diri di tengah kesibukannya menyusun skripsi. Alhasil, ia justru melakukan kesalahan dengan medical check up di rumah sakit yang tidak sesuai dengan anjuran Kedutaan Australia. Kendala ini kemudian membuat visa Dea tak kunjung terbit dan baru bisa diterimanya pada Februari 2023.

Kerja di hotel Australia

Dea Rachma lulusan UGM yg kerja jadi petugas kebersihan di Australia saat berkunjung ke kumparan, Jakarta, Jumat (5/7). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Dea Rachma lulusan UGM yg kerja jadi petugas kebersihan di Australia saat berkunjung ke kumparan, Jakarta, Jumat (5/7). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

Meski tak langsung berangkat ke Australia saat itu juga, Dea justru sudah giat mencari pekerjaan lewat platform online sejak visanya terbit. Nah menariknya lagi, dia berhasil mendapatkan pekerjaan di salah satu hotel internasional, yaitu Ritz Carlton Perth.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di UGM dan lulus dengan predikat cum laude, Dea langsung berangkat ke Australia untuk mengikuti orientation day di Ritz sebelum akhirnya resmi bekerja pada bulan Juni 2023. Sayangnya, pekerjaan itu hanya dilakoni Dea selama lima bulan karena kontraknya tidak dapat digunakan untuk memperpanjang visa WHV miliknya.

Sementara itu, visa WHV bisa diperpanjang hingga tiga tahun dengan syarat pemiliknya harus bekerja di wilayah regional alias terpencil. Ini lah yang akhirnya membuat Dea memutuskan untuk menerima pekerjaan sebagai tukang bersih-bersih di perusahaan tambang.

Pilihan jadi cleaner dicela banyak orang

Dari banyaknya tawaran pekerjaan yang datang padanya, Dea memilih cleaner sebagai posisi barunya untuk digeluti. Bekerja 12 jam sehari dengan total 9 hari kerja dilakoni Dea mengandalkan kekuatan fisiknya setiap hari. Meski berat, Dea tetap mencoba bertahan dengan segala tantangan yang datang padanya karena ada tanggung jawab yang dipikul sebagai tulang punggung keluarga.

Setiap harinya Dea bertarung dengan kesibukan yang padat, udara panas Australia –terutama di area camp–, melewatkan momen-momen penting karena harus tinggal di area terpencil, hingga risiko jatuh sakit saat jauh dari keluarga.

"Aku sampai sempat sakit cedera bahu karena overused, karena kerja terlalu keras. Akhirnya diperiksa, dikasih obat, fisio juga, dan selama 1 minggu aku ngerjain light duty terus," imbuh Dea.

Selain tantangan di tempat kerja, Dea juga mendapatkan banyak komentar negatif di antara tanggapan positif netizen. Mereka menganggap Dea justru menyianyiakan gelar sarjananya dengan bekerja sebagai petugas kebersihan. Namun perempuan 23 tahun itu justru tak ambil pusing dan merasa bangga bisa berkarier di perusahaan tambang.

"Profesiku ini merupakan salah satu profesi yang nggak gampang didapetin, jadi when they say aku cuma cleaner, they don't know the story behind it," ungkap Dea.

Di balik kerja kerasnya di Australia, Dea juga punya mimpi lain untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2. Eropa menjadi tujuannya untuk melanjutkan mimpi pendidikan dan kariernya setelah Australia. Menariknya, Dea bilang masih ingin kembali ke industri perhotelan suatu saat nanti, Ladies.

Media files:
01j20ve4xdp6hf789w5h6s8f27.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar