Jul 27th 2024, 18:48, by Abdul Latif, kumparanBISNIS
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, tiba Rio de Janeiro, Brasil untuk menghadiri agenda hari pertama pertemuan forum negara G20 pada Sabtu (27/7). Forum G20 merupakan kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (UE).
Dalam forum internasional itu Sri Mulyani menyampaikan masalah sam yang dialami sebagian besar negara yang tergabung dalam forum G20 yaitu kondisi fiskal yang lemah.
"Perpajakan internasional di sini merupakan satu pembahasan untuk meningkatkan penerimaan negara G20, sebagian atau hampir semuanya menghadapi kondisi fiskal yang pahit atau ketat," kata Sri Mulyani melalui laman Instagram pribadinya, Sabtu (27/7).
Menurut bendahara negara tersebut, peningkatan penerimaan negara melalui perpajakan itu penting. Sebab, negara membutuhkan anggaran besar untuk memecahkan masalah pembangunan.
Selain permasalahan ruang fiskal yang sempit, masalah lain yang turut menjadi persoalan negara-negara G20 yaitu perubahan iklim, demografi, infrastruktur dan cara peningkatan produktivitas.
"Sementara kondisi perekonomian sedang dalam situasi lemah," imbuh Sri Mulyani.
Selain perpajakan, pertemuan tersebut juga membahas isu mengenai risiko perekonomian global saat ini, meliputi geopolitik, fermentasi juga ketegangan antarnegara di dunia.
"Suku bunga tinggi The Fed menciptakan capital outflow, depresiasi mata uang, mengancam stabilitas pasar keuangan global," terangnya.
Dalam forum tersebut, dijelaskan salah satu solusi untuk memperbaiki kondisi marko ekonomi yang lemah yaitu dengan kebijakan yang dapat menjaga stabilitas keuangan dan keberlanjutan bisnis.
Lalu bahasan selanjutnya adalah mengenai inklusi finansial yang harus ditingkatkan, termasuk implementasi teknologi digital termasuk cryptocurrency dan segala risikonya pada stabilitas sistem keuangan.
"Di sini banyak Bank Sentral yang membahas mengenai bagaimana menjaga stabilitas sistem keuangan pada saat ekonomi dihadapkan pada berbagai perubahan, baik dari lingkungan global yang tidak ramah maupun suku bunga yang tinggi, digital teknologi dan geopolitik," tutur Sri Mulyani.
Dia menyebut beberapa topik pada pertemuan hari pertama pembukaan G20 ini sangat menarik dan penting. Terlebih, hari ini pertemuan akan ditutup dengan makan malam dan persentase dari Brasil tentang perbaikan dan pencegahan deforestasi hutan Amazon dengan tajuk the Future of Forestry.
Hal ini selaras dengan terpilihnya Brasil sebagai negara tuan rumah gelaran kenegaraan COP30 pada 2025. "Isu climate change, lingkungan, kelaparan, terciptanya ketahanan pangan menjadi sangat penting dalam presidensial kali ini," imbuh mantan Direktur Keuangan Bank Dunia tersebut.
Di sisi lain, Sri Mulyani juga memamerkan kebersamaannya dengan para Menteri Keuangan perempuan anggota G20, dan ucapan selamat bergabung untuk Menteri Keuangan perempuan pertama Inggris, Rachel Jane Reeves.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar