Search This Blog

Wall Street Menguat Jelang Data Inflasi

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Wall Street Menguat Jelang Data Inflasi
May 11th 2024, 06:48, by Angga Sukmawijaya, kumparanBISNIS

 New York Stock Exchange (NYSE) Foto: REUTERS/Lucas Jackson
New York Stock Exchange (NYSE) Foto: REUTERS/Lucas Jackson

Indeks saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street menguat pada perdagangan hari Jumat (10/5). Ketiga indeks kembali membukukan kenaikan mingguan karena investor menganalisis komentar dari pejabat Federal Reserve dan menantikan data inflasi pada pekan depan.

S&P 500 dan Dow sedikit lebih tinggi dan Nasdaq berakhir tidak berubah. Ketiga indeks menguat minggu ini dengan saham blue-chip Dow meraih persentase kenaikan terbesar sejak pertengahan Desember.

Komentar dari beberapa pejabat Fed membantu menetapkan ekspektasi seiring para pelaku pasar menantikan data inflasi pekan depan.

"Tidak ada seorang pun yang benar-benar ingin mengambil posisi besar sebelum minggu depan," kata Chuck Carlson, CEO Horizon Investment Services di Hammond, Indiana. "Dan kita memasuki masa di mana orang-orang cenderung keluar rumah lebih awal pada hari Jumat."

"Cerita terbesarnya adalah penurunan Sentimen Konsumen, namun di luar itu tidak banyak hal yang perlu diperhatikan," tambah Carlson.

Rata-rata Industri Dow Jones (.DJI) naik 125,08 poin atau 0,32 persen menjadi 39.512,84. Sementara S&P 500 (.SPX) naik 8.6 poin atau 0.16 persen menjadi 5,222.68. Nasdaq Composite (.IXIC) turun 5,40 poin, atau 0,03 persen menjadi 16.340,87.

Sebuah tanda jalan, Wall Street, terlihat di luar New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, New York, AS.   Foto: Shannon Stapleton/REUTERS
Sebuah tanda jalan, Wall Street, terlihat di luar New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, New York, AS. Foto: Shannon Stapleton/REUTERS

Dari 11 sektor utama di S&P 500, kebutuhan pokok konsumen (.SPLRCS) menikmati persentase keuntungan terbesar.

Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengakui petunjuk baru-baru ini bahwa perekonomian sedang melambat, namun menambahkan waktu penurunan suku bunga masih belum pasti.

Dengan nada yang lebih hawkish, Presiden Fed Dallas Lorie Logan mengatakan tidak jelas apakah kebijakan moneter cukup ketat untuk menurunkan inflasi ke target bank sentral sebesar 2%.

Petunjuk kemajuan menuju target tersebut akan muncul minggu depan ketika Departemen Tenaga Kerja merilis indeks harga Konsumen dan Produsen (CPI dan PPI).

Media files:
vlflnuecxcwq5om8muly.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar