Rusia merekrut warga negara asing untuk ikut membantu mereka saat perang dengan Ukraina. Dikutip dari Al Jazeera, seorang warga negara India yang direkrut, tewas saat pertempuran pada 21 Februari 2024.
WN India itu bernama Hemil Mangukiya. Pada 20 Februari, Hemil sempat menghubungi ayahnya, Ahswin Mangukiya, lewat aplikasi WhatsApp. Ia menyebut, Hemil menelepon dari asrama militer di Donetsk, wilayah timur Ukraina yang dikuasai Rusia.
Hemil bertugas sebagai tentara yang berada di garis depan perang antara Rusia dan Ukraina. Tugasnya ini sangat berbeda dari yang dia daftar, yaitu "asisten tentara" untuk Rusia.
Dua hari kemudian, orang tua Hemil menerima telepon yang mengabarkan bahwa anaknya tewas dalam perang.
"Hemil terbunuh dalam serangan misil," kata pria bernama Imran. Kepada keluarga Hemil, ia mengaku berasal dari selatan Telangana.
Sebelum bekerja sebagai tentara bayaran Rusia, pada awal Desember 2023, Hemil ditawari pekerjaan sebagai pembantu untuk tentara Rusia dan dijanjikan gaji per bulan sebesar 1.800 dolar.
Orang tua Hemil mengantar anaknya ke bandara pada 14 Desember. Di sana, hadir pula seorang pria dan wanita yang mengaku sebagai karyawan perusahaan perekrutan yang mempekerjakan Hemil, dan meyakinkan bahwa putra mereka akan aman dari pertempuran apa pun.
Keluarga Hemil mengatakan, dia pertama kali dibawa ke kota Chennai di selatan India, lalu terbang ke Dubai sampai akhirnya tiba di Rusia. Proses tersebut tampak nyata sampai dia tiba di Rusia dan dipaksa menjalani pelatihan senjata. Dia kemudian dikerahkan ke garis depan, bertugas menggali bunker dan mengangkut senjata berat untuk tentara Rusia.
Namun, Hemil bukan satu-satunya WN India yang terpikat oleh perekrut online yang menawarkan pekerjaan "asisten tentara" di Rusia. Pekerjaan tersebut diposting oleh Baba Vlogs, channel YouTube dengan 300 ribu subscriber dan konon dioperasikan oleh seseorang bernama Faisal Khan yang tinggal di Dubai.
Ada satu video di mana Faisal Khan menjanjikan prospek kewarganegaraan Rusia dan fleksibilitas untuk pindah ke negara Eropa lainnya setelah 6 bulan bertugas. Video yang diambil di Saint Petersburg itu diposting pada bulan Oktober dan ditonton lebih dari 42 ribu orang.
Hemil kemudian dipaksa membayar komisi yang besar sebesar 3.600 dolar kepada agen perekrutnya. Setengahnya ditransfer secara online dan sisanya diberikan kepada agen yang dia temui di bandara Mumbai. Dia menyebut meminjam uang dari bibinya.
Hemil juga disebut "mulai mengungkapkan keputusasaannya untuk 'pergi' segera setelah mendarat dan disuruh ikut perang.
"Tetapi tampaknya tidak ada jalan keluar," katanya.
Sementara itu, pemerintah India mengakui bahwa hampir 20 warga negaranya 'terjebak' di militer Rusia dan sedang berusaha memulangkan mereka lebih awal dan akhirnya kembali ke rumah.
Pekan lalu, juru bicara kementerian Randhir Jaiswal mengatakan tindakan telah dimulai terhadap 'agen dan elemen tidak bermoral yang merekrut' warga India dengan dalih dan janji palsu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar