Search This Blog

Investor Asing Ramai-ramai Cabut dari Pasar Saham China, Ada Apa?

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Investor Asing Ramai-ramai Cabut dari Pasar Saham China, Ada Apa?
Jun 4th 2023, 13:22, by Nicha Muslimawati, kumparanBISNIS

Seorang warga berjalan menggunakan masker akibat virus corona di distrik pusat bisnis Beijing, China. Foto: REUTERS/Jason Lee
Seorang warga berjalan menggunakan masker akibat virus corona di distrik pusat bisnis Beijing, China. Foto: REUTERS/Jason Lee

Sejumlah investor asing tercatat menjual kepemilikan sahamnya di China sepanjang Mei 2023. Aksi jual tersebut imbas permintaan domestik yang lesu dan ekspektasi laba perusahaan yang lemah.

Mengutip Reuters, Minggu (4/6), total nilai saham yang dijual investor asing melalui Stock Connect tembus USD 1,71 miliar sepanjang Mei 2023. Nilai ini naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan aksi jual sepanjang April 2023 yang mencapai USD 659 juta.

"Aksi jual ini menandakan perlambatan investasi China dibanding Januari 2023 yang banjir investasi hingga USD 29,92 miliar," tulis laporan tersebut.

Meski begitu, aksi jual saham yang dilakukan investor asing belum membuat China mengalami defisit. Sebab, net buy sepanjang tahun berjalan mencapai USD 25,05 miliar. Angka tersebut jauh lebih tinggi ketimbang periode yang sama tahun lalu yang hanya USD 6,36 miliar.

Merespons hal tersebut, Direktur Investasi Senior Ekuitas Asia di Abrdn, Pruksa Iamthongthong, mengungkapkan kepercayaan antara investor dan konsumen tak pulih secepat apa yang diharapkan pasar.

"Kami pikir ekonomi akan membutuhkan waktu untuk pulih, dan kami akan melihat periode penghindaran risiko dalam jangka pendek sebagai respons terhadap risiko seputar aktivitas yang melambat dengan latar belakang potensi resesi global." Kata Pruksa.

Di sisi lain, Pruksa juga menilai, investor kabur dari China guna menghindari risiko The Fed menaikkan suku bunga bulan ini untuk menekan laju inflasi.

Sementara itu, Manajer Portofolio Investasi untuk Ekuitas Asia di M&G Investments, Vikas Pershad, menjelaskan premi risiko pasar China meningkat akibat pengawasan regulasi yang lebih ketat terhadap berbagai sektor.

Menurut dia, investor membutuhkan imbal hasil yang tinggi untuk mengalokasikan lebih banyak modal ke pasar saham dan sektor lainnya di 2023.

"Investor asing melakukan penjualan karena data ekonomi jangka pendek yang kurang memuaskan. Atau bisa juga karena ada peluang investasi yang tersedia bagi investor dengan mandat yang lebih luas (Asia atau global)," tandasnya.

Media files:
ssng5r7hsvmk2mldrpos.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar