Search This Blog

Ogah-Ogahan Gen-Z Gabung Organisasi Kampus

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Ogah-Ogahan Gen-Z Gabung Organisasi Kampus
May 1st 2023, 20:30, by alfa nadira, alfa nadira

Ilustrasi kampus. Foto: Shutterstock
Ilustrasi kampus. Foto: Shutterstock

Salam sejahtera generasi muda Indonesia yang sedang sibuk-sibuknya menata masa depan! Akhir-akhir ini peminat organisasi mahasiswa (ormawa) yang hadir sebagai salah satu wadah penyampaian aspirasi terpantau menurun hingga sempat ramai diperbincangkan di media sosial. Padahal sejak dahulu jumlah peminat ormawa memang selalu berkurang setidaknya 10 persen.

Sebenarnya yang dipermasalahkan bukanlah berkurangnya peminat dari ormawa itu sendiri tetapi banyak generasi sebelumnya terutama demisioner organisasi kampus tersebut menganggap bahwa gen z 'apatis'. Selain itu, menurunnya minat mahasiswa terhadap ormawa ramai diperbincangkan karena banyak gen z yang dianggap menggaungkan sisi gelap atau dark side dari organisasi mahasiswa itu sendiri. Di sisi lain para organisator merasa bahwa adanya organisasi ini mengandung banyak manfaat.

Alasan mahasiswa tak ingin mengikuti organisasi kampus sejak dulu sebenarnya tidak banyak berubah. Mulai dari karena dilarang orang tua, ingin fokus kuliah, menganggap ormawa tidak banyak membawa manfaat bagi mereka, dan lain lain. Namun, ada yang berbeda pada gen z ini. Mindset anak mudah zaman sekarang menjadi lebih visioner dan realistis. Mereka lebih memprioritaskan manfaat dari hal yang mereka lakukan.

Dibanding fokus mengikuti kegiatan organisasi mahasiswa, kebanyakan generasi muda mulai kelahiran 1997 ini lebih terfokus pada kegiatan self development yang terfokus pada skill yang diinginkan seperti magang atau mengikuti camp. Selagi menurut mereka hal tersebut tak banyak membawa benefit dan networking yang luas, mereka tak peduli akan julukan yang akan diberikan khalayak.

Gen z juga sebenarnya memiliki pemikiran lebih kritis dan awareness atas sosial yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Adanya isu-isu 'titipan' dalam suatu organisasi yang berasosiasi dengan suatu partai politik dan polemik politik dalam organisasi itu membuat banyak gen z yang enggan terlibat dan tak tertarik pada suatu ormawa.

Majunya teknologi zaman sekarang membuat gen z tumbuh menjadi pemuda yang lebih kreatif dan kritis. Untuk menyampaikan aspirasi, mereka tak lagi harus melalui aksi demonstrasi. Mereka menjadi lebih kreatif dengan memanfaatkan media sosial untuk menjaring opini masyarakat hingga aspirasi tersebut tersampaikan pada pemerintah tanpa aksi unjuk rasa yang kental kaitannya dengan suatu organisasi mahasiswa.

Eksistensi kaderisasi dalam organisasi menurut gen 2000-an ini juga merupakan hal yang ribet karena terlalu banyak dan memicu permasalahan yang blunder. Adanya senioritas yang berdasar kekeluargaan yang meskipun saat ini sangat gencar untuk ditiadakan membuat sensitivitas sosial mereka tergerak dan sangat tidak setuju akan hal tersebut sehingga mereka memilih untuk tidak berorganisasi dalam kampus.

Ilustrasi Gen Z. Foto: Dokumentasi pribadi.
Ilustrasi Gen Z. Foto: Dokumentasi pribadi.

Persepsi lain yang hadir pada mindset gen z terhadap ormawa ialah program kerja yang ada dirasa kurang jelas tujuannya, tidak terstruktur dengan baik mengenai time managementnya, dan tidak ada inovasi baru yang hanya melanjutkan dari program kerja masa pengabdian sehingga menuai banyak kritikan karena dianggap mengganggu fokus kuliah.

Generasi muda saat ini mulai berfokus pada peningkatan skill mereka yang terkhusus pada dunia kerja. Didukung juga dengan adanya program kampus merdeka dari pemerintah yang menyediakan kegiatan belajar diluar kampus sesuai dengan kebutuhan mahasiswa itu sendiri. Magang dan beasiswa menjadi fokus utama kebanyakan gen z saat ini.

Sebab dengan ikut magang mereka mendapatkan tawaran gaji yang dirasa mampu mencukupi kebutuhan sekunder hingga tersier, tawaran networking luas serta pengalaman bekerja untuk mengisi cv. Hal ini membuat mereka lebih tertarik berkecimpung di dunia tersebut dari pada sekadar mengikuti organisasi dalam kampus yang menawarkan pengalaman dan networking sebatas antarcivitas akademik kampus.

Namun dengan kurangnya minat generasi pembaharu bangsa terhadap ormawa bukan berarti tidak ada lagi mahasiswa yang berminat untuk mengikuti organisasi dalam kampus sehingga organisasi tersebut akan mati karena sepi peminat. Masih terdapat banyak mahasiswa lain yang tertarik untuk mencari pengalaman dalam bidang organisasi ini karena mereka merasa hal tersebut memiliki relevansi dengan prospek kerja mereka di masa yang akan datang. Sehingga, organisasi mahasiswa takkan mati dan bisa saja program kerja serta cara kerja dari organisasi mahasiswa ini diperbaiki oleh gen z yang berminat untuk berkarir pada suatu organisasi.

Oleh karena itu, kurangnya minat generasi muda atau gen z ini terhadap suatu organisasi mahasiswa tak seharusnya memunculkan polemik besar dan menciptakan dua kubu karena setiap mahasiswa memiliki tujuannya masing masing untuk mencapai kesuksesan menurut mereka sendiri.

Media files:
01gyveayt0rbgmxmg0zfnadr63.jpg (image/jpeg)
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar