Jan 21st 2023, 13:22, by sita maharani, sita maharani
Menjelang akhir tahun 2022 lalu, terdapat sejumlah kasus bunuh diri yang mayoritas korbannya adalah mahasiswa. Pada bulan November 2022 misalnya, terdapat sebuah kasus mahasiswa di Makassar yang mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di sebuah rumah kosong yang terletak di belakang rumah tempat tinggalnya.
Diduga bahwa faktor utama penyebab ia mengakhiri hidupnya adalah karena stres dengan tugas kuliah yang menumpuk. Ditambah lagi dengan aktivitas kampus yang padat. Terdapat pula kasus percobaan bunuh diri yang dilakukan oleh seorang mahasiswi di Jember, Jawa Timur. Sama dengan kasus sebelumnya, pelaku diduga hendak mengakhiri hidup karena merasa tidak kuat dan kewalahan dengan tugas-tugas kuliahnya.
Tugas kuliah memang merupakan salah satu kewajiban mahasiswa yang harus dipenuhi untuk melengkapi rangkaian pembelajaran perkuliahan. Seringkali, tugas-tugas tersebut dapat diberikan secara rutin oleh dosen dan dapat menumpuk jika tidak dikerjakan dengan segera.
Akan tetapi, mahasiswa juga memiliki kesibukan lain di luar perkuliahan. Seperti misalnya magang, organisasi, atau bahkan urusan keluarga. Apabila mahasiswa tidak memiliki manajemen waktu dan prioritas yang teratur, maka hal ini dapat mengarah kepada prokrastinasi.
Prokrastinasi adalah sebuah perilaku atau kebiasaan menunda untuk melakukan suatu tugas ataupun pekerjaan. Kebiasaan prokrastinasi ini dapat berakhir negatif apabila dibiarkan terus-menerus dilakukan dan tidak segera ditemukan solusinya. Selain dapat mengurangi kualitas hasil yang didapat, dampak negatif dari prokrastinasi dapat menyebabkan stres karena tugas yang semakin menumpuk seiring waktunya.
Kasus yang sering terjadi di kalangan mahasiswa adalah ketika mahasiswa sudah terlebih dahulu menganggap berat tugas yang diberikan. Itu membuat mereka akan merasa terbebani dan pada akhirnya akan meninggalkan tugas tersebut untuk melakukan hal yang lainnya.
Penyebab dari prokrastinasi ini didasari oleh beberapa faktor seperti pengalaman, lingkungan, sifat, dan berbagai hal lainnya yang dapat berbeda-beda tergantung dari pelakunya. Pada kasus yang dialami oleh mahasiswa salah satu universitas di Jawa Timur, korban merasa kewalahan dengan banyaknya tugas yang diberikan oleh dosen ditambah kegiatan kampus yang sangat padat.
Maka, terdapat kemungkinan besar bahwa korban secara terpaksa menunda mengerjakan tugas kuliah untuk melakukan kegiatan kampus. Akibatnya, tugas-tugas tersebut kemudian menumpuk sehingga membuat korban merasa stres dan tertekan.
Kebanyakan mahasiswa pada umumnya merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakan oleh para korban-korban ini. Lazimnya, mahasiwa memiliki kesibukan dan kegiatan lain di luar kampus seperti bekerja, magang, organisasi dan semacam kegiatan lainnya.
Seringkali, kegiatan-kegiatan ini menjadi terlalu sibuk dan padat sehingga membuat kegiatan mengenai perkuliahan menjadi terkesampingkan. Tugas-tugas maupun projek terkait perkuliahan yang kian menambah seiring waktu akhirnya menjadi tertumpuk.
Kebiasaan prokrastinasi ini juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor lain yang menyangkut dengan masalah mental. Seperti misalnya ADHD di mana mahasiswa merasa kesulitan untuk fokus mengerjakan suatu tugas juga kecemasan yang berlebih di mana mahasiswa merasa terancam dengan banyaknya tugas yang dihadapi dan pada akhirnya membuat dirinya sendiri merasa stres.
Penyebab yang selanjutnya adalah kelelahan sehingga mahasiswa tidak bisa mengerjakan tugas secara maksimal dan berujung dengan menunda pekerjaan. Prokrastinasi juga dapat disebabkan oleh depresi, di mana mahasiwa merasa putus asa, kekurangan energi dan tidak termotivasi untuk mengerjakan tugas.
Dan yang terakhir, prokrastinasi dapat disebabkan oleh gangguan obsesif-kompulsif atau OCD di mana mahasiswa memiliki sifat perfeksionisme yang tidak sehat sehingga mereka merasa takut untuk membuat kesalahan, terlalu memikirkan ekspektasi orang lain serta memiliki perasaan ragu yang berlebihan.
Prokrastinasi juga terkadang disebabkan oleh sesuatu yang dapat dianggap positif oleh pelakunya, seperti ketika mahasiswa lebih memilih untuk istirahat atau agar dapat menghindari terciptanya perasaan tertekan karena banyaknya tugas.
Prokrastinasi yang berkelanjutan akan mengakibatkan pengaruh yang negatif dan dapat bersifat adiktif bagi para pelakunya. Maka dari itu kebiasaan ini harus diatasi dan dicegah dengan secepatnya. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah kebiasaan prokrastinasi adalah dengan menciptakan perilaku yang disiplin, apabila kita mulai membiasakan diri untuk disiplin terhadap hal-hal kecil maka sifat yang disiplin akan tumbuh secara sendirinya dari diri kita.
Kemudian kita juga dapat membuat rencana atau planning. Dengan membuat perencanaan seperti to-do list maka kita dapat memiliki gambaran tentang tentang apa yang perlu dikerjakan. Hal lain yang dapat membantu kita untuk mencegah kebiasaan prokrastinasi adalah dengan mengubah mindset.
Terkadang kita terlalu cepat menganggap sulit tugas-tugas yang diberikan dan melihat tugas tersebut sebagai beban sehingga kita memilih untuk menunda pekerjaan, maka ada baiknya apabila kita menganggap pekerjaan tersebut "menyenangkan" agar kita tidak merasa tertekan saat ingin mengerjakannya.
Prokrastinasi adalah sebuah perilaku atau kebiasaan menunda untuk melakukan suatu tugas ataupun pekerjaan. Penyebab dari prokrastinasi ini didasari oleh beberapa faktor seperti kesibukan, daya tahan tubuh, pengalaman, lingkungan, sifat dan berbagai hal lainnya yang dapat berbeda-beda tergantung dari pelakunya.
Paling parah, penyebab dari prokrastinasi adalah gangguan mental seperti obsesif-kompulsif atau OCD. Prokrastinasi yang berkelanjutan akan mengakibatkan pengaruh yang negatif dan dapat bersifat adiktif bagi para pelakunya. Maka dari itu kebiasaan ini harus diatasi dan dicegah dengan secepatnya. Pencegahan prokantinasi dapat dilakukan dengan membiasakan disiplin, membuat rencana atau planning, dan mengubah mindset.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar