Dec 4th 2022, 19:05, by Ahmad Romadoni, kumparanNEWS
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan sudah ada 2.219 orang yang harus mengungsi akibat guguran awan panas yang dimuntahkan Gunung Semeru sejak pukul 02.46 WIB, Minggu (4/12).
Jumlah pengungsi ini masih akan terus bertambah mengingat proses pendataan masih terus berlangsung.
"Saat ini setidaknya ada 12 titik pengungsian dengan jumlah pengungsi 2.219 jiwa [sedang proses pendataan]," ujar Khofifah melalui pernyataan tertulis di akun Instagram pribadinya, Minggu (4/12).
Untuk memenuhi kebutuhan warga di lokasi pengungsian, Khofifah memastikan koordinasi telah dijalin oleh pihak Bupati Lumajang. Termasuk terkait dengan kebutuhan evakuasi bagi warga lain hingga kebutuhan dapur umum bagi para pengungsi yang sudah berhasil dievakuasi sebelumnya.
"Saya juga koordinasi BPBD Jatim agar langsung turun melakukan evakuasi dan mendirikan dapur umum. Sesuai koordinasi dengan Bupati Lumajang dapur umum dianjurkan di Pronojiwo khususnya daerah yang dekat dengan desa Supit Urang yang terdampak paling parah," ucap Khofifah.
Akibat kejadian ini, Khofifah mengakui beberapa kerusakan hampir pasti terjadi terhadap beberapa sarana infrastruktur. Khususnya yang menghubungkan Lumajang dengan beberapa daerah lain di Jatim
"Koneksitas Lumajang-Malang kembali terhenti. Jembatan Gladak Perak belum bisa difungsikan. Jembatan Kali Kajar yang tiga bulan lalu saya resmikan juga terendam lahar dingin," ungkap Khofifah.
Kendati demikian, Khofifah meminta agar warga tidak panik dan tetap memperhatikan instruksi dari petugas di lapangan. Termasuk instruksi jika sewaktu-waktu Semeru kembali memuntahkan awan panas.
"Semoga warga Lumajang tetap sabar dengan ujian ini. Semeru kembali bergerak. Mohon mengikuti arahan pemerintah. Semoga aman selamat semua. Pemerintah menyiapkan layanan terbaik bagi masyarakat," kata Khofifah.
Berikut Sejumlah Rekomendasi Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Semeru bagi warga sekitar.
1. Tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sepadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
2. Tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
3. Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar