Sejumlah petugas mengevakuasi jenazah Deqing Zhuoga, backpacker perempuan asal China (25) di sebuah kamar hostel di Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali, pada Selasa (2/9/2025). Foto: Dok. Polres Badung
Tujuh turis asing mengalami diare dan muntah-muntah saat menginap di hostel kawasan Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali. Bahkan 1 di antaranya sampai tewas.
Korban tewas ialah backpacker asal China bernama Deqing Zhuoga (perempuan, 25 tahun). Ia ditemukan tewas di kamar hostel tersebut pada Selasa (2/9) sekitar pukul 11.00 WITA lalu.
Kasus September itu belakangan ramai setelah media asing memberitakan kematian Deqing yang diduga karena keracunan fumigasi kutu busuk di sekitar hostel.
Ada juga yang menyebut Deqing dan sejumlah turis lainnya mengalami sakit setelah makan bersama di hostel. Deqing tewas saat menjalani perawatan secara mandiri di hostel.
Pejabat Sementara (PS) Kasubsipenmas Polres Badung, Aiptu Ni Nyoman Ayu Inastuti, mengaku belum bisa menyimpulkan penyebab pasti kematian Deqing. Namun, berdasarkan hasil autopsi, Deqing diduga tewas akibat diare.
"Sebab pasti kematian pasti tidak dapat ditentukan, akan tetapi sebab mati karena iritasi saluran pencernaan yang menimbulkan diare yang mengakibatkan kekurangan cairan dan elektrolit tidak dapat disingkirkan," katanya saat dikonfirmasi, Jumat (21/11).
Polisi juga telah melakukan pemeriksaan terhadap muntahan Deqing. Hasilnya menunjukkan tidak ditemukan senyawa pestisida, narkoba, sianida, logam berat arsen, bahan kimia berbahaya dan methanol.
"Kami telah melakukan pemeriksaan terkait dengan obat obatan dan makanan yang berada di dalam tas korban namun hasil belum keluar," sambungnya.
Awal Mula
Sejumlah petugas mengevakuasi jenazah Deqing Zhuoga, backpacker perempuan asal China (25) di sebuah kamar hostel di Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali, pada Selasa (2/9/2025). Foto: Dok. Polres Badung
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap sejumlah karyawan, insiden ini bermula saat Deqing mengeluh sakit kepada karyawan bernama Putu Eka sebanyak dua kali pada Senin (1/9), yakni sekitar pukul 20.00 WITA dan pukul 20.15 WITA.
Deqing mengeluh pusing, sakit punggung dan merasa lemas. Putu Eka sempat mendapati Deqing muntah satu kali di tempat sampah di kasur. Korban lalu meminta air dan pisang untuk dikonsumsi kepada Putu Eka.
Pada pukul 23.30 WITA, Putu Eka mengajak Deqing berobat ke klinik. Dokter di klinik menyatakan Deqing mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan sehingga disarankan menjalani rawat inap.
Deqing meminta menjalani rawat jalan karena tak memiliki biaya sehingga diantar pulang ke hostel oleh Putu Eka.
"Sesampainya di klinik, korban sempat mendapat penanganan awal dari dokter, namun karena tidak memiliki biaya, korban hanya diberi resep obat. Korban kemudian membeli obat di apotek sebelah klinik dan kembali ke hostel," katanya.
Pada Selasa (2/9) sekitar pukul 06.00 WITA, enam turis lain mengalami mual, muntah dan diare. Mereka terpaksa dilarikan ke dua rumah sakit yang berbeda.
Yakni, pada kamar nomor 8, sekaligus teman satu kamar Deqing, ada WN China bernama Mingmin Lei (perempuan, 37 tahun), WN Jerman Melanie Irene (perempuan, 22 tahun) dan WN Jerman Alisa Kokonozi (perempuan, 22 tahun).
Pada kamar nomor 5 ada WN Arab Saudi Alahmadi Yousef Mohammed (laki-laki, 26 tahun), WN Filipina Cana Clifford Jay (laki-laki, 27 tahun) dan WN China Zhou Shanshan (perempuan, 29 tahun).
Menurut Nyoman Ayu, keenam turis asing telah sembuh dan kembali ke negara asalnya.
Nyoman Ayu mengaku belum mengetahui hasil pemeriksaan mendalam terhadap kondisi lingkungan hostel sehingga menyebabkan para turis mengalami diare.
Namun, pihak hostel mengaku selalu memastikan kesegaran bahan pangan dan kebersihan dapur baik sebelum dan sesudah turis makan di restoran.
"Jika memasak menggunakan sarung tangan dan setelah selesai memasak maupun sebelum pergantian shift selalu membersihkan dapur. Lalu mengecek bahan baku makanan jika lewat dari 3-5 hari akan dibuang," sambungnya.
Berdasarkan catatan pihak hostel, Deqing mengkonsumsi makanan prasmanan gratis satu kali yakni saat pertama kali menginap pada 12 Agustus 2025. Deqing tercatat tidak pernah memesan makanan di hostel.
Nyoman Ayu meminta pemeriksaan lebih lanjut mengenai kondisi kebersihan lingkungan hostel dikonfirmasi ke Dinas Kesehatan Kabupaten Badung.
"Untuk pemeriksaan kebersihan dari seluruh kawasan hostel merupakan kewenangan dari dinkes Kab Badung untuk mengetahui secara pasti terkait hal itu. Harus melakukan uji lab terhadap kualitas air, makanan, dan swab terhadap pegawai restoran, dan alat yang digunakan untuk memasak sehingga nanti akan keluar sertifikat laik sehat. Silakan konfirmasi ke Dinkes Kab Badung," kata Nyoman Ayu.
Sementara itu, Kadinkes Kabupaten Badung Made Padma Puspita belum merespons terkait masalah 7 turis mengalami diare saat menginap di hostel tersebut.
Pihak Hostel Buka Suara
Pihak hostel buka suara terkait kasus tersebut. Salah satu karyawan yang tidak mau menyebut namanya mengatakan kasus ini sudah diinvestigasi oleh polisi.
"Masalah itu sudah ditangani dan diinvestigasi pihak kepolisian. Kami sudah bekerja sama dengan pihak kepolisian terkait hal ini sehingga kami tidak memberikan komentar atau pernyataan apa-apa," kata dia, Jumat (21/11).
Karyawan tersebut juga tak mau membahas mengenai kondisi kebersihan lingkungan dan makanan bagi turis backpacker yang menginap di hostel tersebut.
"Saya tidak tahu karena kami hanya staff yang mengurus masalah ini adalah bagian manajemen. Jadi silakan langsung bertanya ke pihak kepolisian saja," kata dia.
Ia mengatakan hostel tempat bekerja selama ini memang melayani turis backpacker. "Sekarang enggak terlalu (banyak wisatawan), kita lebih banyak bersih-bersih karena dampaknya memang terasa biar enggak terbengkalai ya," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar