Toko Jas Goldy yang berlokasi di ruko Jl. Lowanu, Kemantren Mergangsan, Kota Yogyakarta. Foto: Yusuf Hay/Pandangan Jogja
Di tengah tren fast fashion dan penjualan daring yang makin kompetitif, Toko Jas Goldy mampu menembus pasar internasional. Dalam sebulan, UMKM lokal Yogyakarta ini menjual sekitar 10.000 jas, dengan 85 persen transaksi berasal dari kanal daring.
"Dari Jogja, kami bisa jual 10.000 jas per minggu. Artis FTV, penyanyi, beli jasnya di sini," kata pemilik Toko Jas Goldy, Enggal Sri Wahyuni, kepada Pandangan Jogja, Rabu (22/10). Enggal menuturkan, selebritas Tanah Air seperti Brisia Jodie, Erwin Cortez, dan Indra Bekti pernah mengenakan jas buatan tokonya.
Enggal Sri Wahyuni, pemilik toko Goldy. Foto: Yusuh Hay/Pandangan Jogja
Berdiri pada 2017, Toko Jas Goldy awalnya beroperasi dengan sistem dropship, hanya mengunggah foto produk milik orang lain ke marketplace. Kini, Toko Jas Goldy di ruko Jl. Lowanu, Kemantren Mergangsan, Kota Yogyakarta menjadi pusat produksi dengan sekitar 50 penjahit dan 4 tukang potong yang bekerja dengan sistem home production.
"Kalau untuk penjualan (lewat) online, kita mostly 85 persen itu dari online. Selebihnya dari offline dan reseller kita," jelas Enggal. Menurutnya, permintaan dari reseller pun sangat tinggi. "Untuk reseller kita ini, dia per minggu bisa ratusan jas. Kita produksi untuk mereka. Jujur, untuk menghadapi pesanan yang ready stock-nya ini pun, dapur kita masih kewalahan."
Toko Jas Goldy dikenal dengan produknya yang memiliki harga terjangkau tanpa mengorbankan kualitas. Satu jasnya dibanderol mulai Rp200 ribu–Rp300 ribu, sedangkan paket lengkap jas, celana, dan rompi dijual mulai Rp395 ribu–Rp600 ribu.
Berbagai model jas yang tersedia di offline store Goldy. Foto: Yusuf Hay/Pandangan Jogja
Selain jadi langganan selebritas, Toko Jas Goldy juga menjadi langganan calon pengantin. "Sebenarnya malah orang nikah (yang banyak membeli). Kalau mereka bilang ke teman-teman staf saya, dengan harga sewa yang sama, kenapa nggak beli di Goldy aja? Karena dengan harga yang sama, mereka bisa nyimpen momennya," tutur Enggal.
Produk pakaian seperti dasi dan kemeja juga tersedia di toko ini. Foto: Yusuf Hay/Pandangan Jogja
Selain di toko, produksi jas juga dilakukan di Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, dengan sistem home production. Dari sana, tak hanya produk yang lahir, melainkan juga kesejahteraan hidup para pekerjanya. Enggal bercerita tentang seorang tukang potong kain di Toko Jas Goldy yang dulunya datang ke Jogja tanpa membawa apa-apa. Kini, ia sudah bisa membeli rumah dan mobil, bahkan memboyong keluarganya ke Jogja.
"Sekali dia motong, per minggu aja bisa dapat empat juta. Dulunya keluarganya di Cilacap, sekarang sudah bisa nyicil rumah dan DP mobil," pungkas Enggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar