Beredar kabar model asal Belarusia atas nama Vera Krautsova hilang di Myanmar dan diduga jadi korban TPPO. Dikutip dari Nation Thailand, Senin (3/11), berbagai laporan menyebut Vera tiba di Bangkok, Thailand pada September lalu untuk pekerjaan modelling.
Namun, pekerjaan modelling disebut cuma modus. Vera rupanya dibawa ke Myanmar. Paspor dan ponselnya disita, dan dia dilaporkan dipaksa melakukan love scam (penipuan cinta), berpose di situs kencan untuk memeras uang dari pria kaya asing.
Sumber mengatakan Vera yang gagal memenuhi target jadi korban kekerasan dan hilang pada 4 Oktober. Vera diduga dijual ke jaringan penjualan organ, disiksa, dan dibunuh. Organnya diambil dan jenazahnya dibakar untuk menghilangkan barang bukti.
Pelaku TPPO diduga meminta USD 500 ribu dari keluarganya untuk pengembalian jenazah. Namun, keluarga Vera menolak bekerja sama. Ibu Vera meminta abu putrinya dan berencana pergi ke Myanmar untuk mengurus pemakaman.
Imigrasi Thailand Bantah Vera Krautsova Diculik ke Myanmar
Biro Imigrasi Thailand melakukan penyelidikan terhadap kasus ini. Imigrasi Thailand kemudian mengkonfirmasi bahwa Vera pergi ke Myanmar atas kehendaknya sendiri dan tidak ada tanda-tanda penculikan.
Dikutip dari Khaosod English, juru bicara kepolisian Thailand Mayjen Chengron Rimphadee mengungkap Vera memasuki Thailand pada 12 September pukul 12.41 lewat Bandara Suvarnabhumi. Vera kemudian berangkat ke Yangon, Myanmar pada 20 September pukul 07.20 menggunakan maskapai Thai Airways.
Vera terlihat memproses keberangkatannya lewat sistem Kontrol Perbatasan Otomatis (ABC), saluran imigrasi mandiri yang tidak memerlukan interaksi petugas. Rekaman CCTV bandara menunjukkan tidak ada indikasi Vera berada di bawah tekanan atau dipaksa.
"Laporan yang mengeklaim model itu memasuki Thailand dan diculik ke Myanmar tidak benar," tegasnya.
Imigrasi Thailand juga telah memberikan bukti foto dan rekaman CCTV kepada Konsulat Belarusia di Thailand.
Dubes Belarusia untuk Vietnam merangkap Myanmar, Vladimir Borovikov, mengatakan sejak 9 September menerima permintaan dari warga Belarusia untuk membantu mencari putrinya di Myanmar dan Thailand, dan permintaan itu menjadi prioritas misi diplomatik.
"Begitu permohonan diterima, tanpa penundaan dan sesuai prosedur yang berlaku, kedutaan besar mengirim pertanyaan kepada badan-badan kebijakan luar negeri dan penegak hukum di kedua negara itu dan menjalin kontak langsung," kata Borovikov, dikutip dari media pemerintah Belarusia BelTA.
"Kantor konsulat kehormatan Belarusia di Bangkok, Thailand dan Yangon, Myanmar telah dilibatkan untuk melakukan tugas ini," lanjutnya.
Dia juga mengkonfirmasi Vera meninggalkan Bangkok menuju Yangon lewat perjalanan udara pada 20 September.
"Belum ada informasi kredibel tambahan tentang keberadaannya dan status hukumnya. Upaya pencarian saat ini dilakukan di Myanmar. Setelah menerima informasi, kedutaan akan bertindak berdasarkan kewenangannya untuk memberikan semua bantuan dan pertolongan yang dibutuhkan warga Belarusia yang terdampak," ujarnya.
Di sisi lain, Borovikov mengakui upaya pemerintah masih belum maksimal dalam menindak kasus semacam ini. Hingga saat ini, kedutaan tidak memiliki informasi terkait warga Belarusia yang terlibat dalam aktivitas kriminal atau jumlah warga Belarusia yang bekerja di pusat penipuan (scams center).
"Namun, beberapa kasus telah tercatat. Pada Maret 2024, misalnya, seorang wanita Belarusia yang ditahan secara ilegal di pusat semacam itu telah kembali ke Belarusia sebagai hasil kerja sama yang erat antara pemerintah Belarusia dan otoritas Myanmar dan Thailand," tuturnya.
"Kedutaan dan Kementerian Luar Negeri Belarusia telah berulang kali menyoroti fakta ini dan meminta warga negara untuk mencermati secara saksama tawaran pekerjaan yang datang dari wilayah itu dan mewaspadai peluang menghasilkan uang. Waspada dan jangan biarkan diri Anda terpapar risiko yang tidak perlu. Dalam keadaan darurat, warga negara dapat menghubungi kedutaan lewat hotline. Kami selalu siap membantu," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar