Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat menghadiri Srawung Agung Kelompok Jaga Warga untuk Jogja Damai di Mapolda DIY, Jumat (21/11). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bicara cara baru kelompok terorisme dalam merekrut anak-anak ke dalam kelompok mereka. Dari hasil pendalaman, mereka bahkan merekrut melalui game-game online yang kerap dimaikan anak-anak.
"Pendalaman dari kelompok-kelompok komunitas yang kemudian mereka memiliki hobi awalnya. Dengan hobi tersebut ternyata kemudian di dalamnya juga, kita dalami, ada potensi-potensi yang kemudian terpapar oleh jenis-jenis permainan yang ada di game-game online," kata Sigit usai acara 'Srawung Agung Kelompok Jaga Warga untuk Jogja Damai' di Mapolda DIY, Jumat (21/11).
Atas temuan ini, Sigit sudah menurunkan tim untuk mendalami kelompok-kelompok ini. Dia juga meminta peran masyarakat dalam menjaga anak-anak mereka dari bahaya paparan kelompok-kelompok ini.
"Sementara tim kami terus melakukan pendalaman dan tentunya pelibatan masyarakat untuk bersama-sama mencegah dari awal, baik dari lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan, ataupun seluruh stakeholder yang ada, tentunya menjadi sangat penting, sehingga anak-anak kita harus terus kita jaga," tegasnya.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat menghadiri Srawung Agung Kelompok Jaga Warga untuk Jogja Damai di Mapolda DIY, Jumat (21/11). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Sigit berpesan perhatian kepada anak-anak jangan diabaikan. Terlebih seiring berkembangnya teknologi informasi.
"Jangan kita lepas, tapi bagaimana kita terus, mengontrol, memberikan edukasi, sehingga semua perkembangan teknologi yang ada tentunya untuk membantu, memudahkan. Tapi jangan sebaliknya justru menjadi menjadikan generasi-generasi kita menjadi korban," bebernya.
Sebelumnya, Densus 88 Antiteror menangkap lima orang tersangka yang merekrut anak-anak melalui media sosial dan game online untuk jaringan terorisme.
Para pelaku ini memulai pendekatan lewat media sosial. Salah satunya lewat game online, lalu mengarahkan target anak-anak ke grup yang lebih privat yang terenkripsi, untuk proses indoktrinasi.
Hal itu diungkap dalam konferensi pers 'Penanganan Rekrutmen Secara Online Terhadap Anak-anak oleh Kelompok Terorisme' di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Selasa (18/11).
Karopenmas Div Humas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, membenarkan adanya pola rekrutmen yang menyasar anak-anak yang bermain game online ini.
"Rekrutmen secara online untuk kelompok terorisme yang menargetkan anak-anak yang telah berhasil diungkap oleh Densus 88 AT Polri," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar