Ilustrasi menerima paket belanja online. Foto: Shutterstock
Seiring meningkatnya tren belanja online dan aktivitas digital masyarakat, risiko penipuan online (phishing) pun turut meningkat. Sebagai perusahaan logistik, J&T Express berkomitmen untuk turut serta dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan hal tersebut.
Karenanya, perusahaan meluncurkan sebuah kampanye edukatif 3C: Cek, Curiga, Cancel, sebagai upaya yang mengajak masyarakat lebih teliti saat mengirim barang.
Ya, menurut laporan Patroli Siber Kepolisian Republik Indonesia, lebih dari 14.000 aduan penipuan online yang melibatkan berbagai modus kejahatan digital, termasuk yang mengatasnamakan perusahaan logistik.
Brand Manager J&T Express, Herline Septia, mengatakan, kampanye 3C J&T Express hadir sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan literasi digital dalam membantu publik mengenali potensi penipuan, khususnya yang kerap terjadi di ranah pengiriman barang.
"Melalui kampanye 3C, kami ingin mendorong masyarakat agar lebih waspada terhadap pesan, tautan, atau panggilan yang mengatasnamakan J&T Express. Kami juga menegaskan bahwa perusahaan tidak pernah meminta data pribadi atau pembayaran di luar kanal resmi," kata Herline.
Kampanye 3C J&T Express ajak masyarakat lebih teliti saat kirim dan terima barang. Foto: dok. J&T Express
Ada 3 langkah yang menjadi landasan kampanye 3C J&T Express, yaitu:
1. Cek: Selalu periksa kembali kebenaran informasi, link, atau berita yang diterima dalam bentuk apa pun.
2. Curiga: Waspada terhadap detail yang mencurigakan, terutama permintaan data pribadi atau permintaan transfer sejumlah dana. J&T Express tidak pernah meminta pembayaran melalui chat pribadi. Wajib curiga jika detail resi tidak sesuai pesanan atau merasa tidak pernah memesan paket tersebut.
3. Cancel: Hentikan interaksi, abaikan, dan jangan klik link atau memberikan data jika merasa ragu atau curiga.
Menurut pantauan J&T Express, beberapa bentuk phishing yang beredar dan sering mengatasnamakan J&T Express umumnya berupa pesan palsu terkait pengiriman paket yang dikirim langsung ke nomor WhatsApp konsumen atau SMS; situs website tiruan yang menipu korban untuk melakukan transaksi seolah di kanal resmi perusahaan; hingga pengembalian dana atau biaya tambahan melalui QR yang bisa menarik dana korban apabila dilakukan scan.
J&T Express berharap, masyarakat dapat lebih cepat mengenali tanda-tanda penipuan digital dan turut menyebarkan kampanye ini ke lingkungan sekitarnya.
"Keamanan pelanggan menjadi prioritas kami. Edukasi publik tentang phishing bukan hanya untuk melindungi pengguna layanan J&T Express, melainkan juga membangun kebiasaan digital yang lebih aman di masyarakat." pungkas Herline.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar