Search This Blog

Invasi China dan Akselerasi Eropa, Industri Otomotif Nasional Akan Semakin Panas

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Invasi China dan Akselerasi Eropa, Industri Otomotif Nasional Akan Semakin Panas
Nov 21st 2025, 07:00 by kumparanOTO

Media test drive XPeng G6 Pro Jakarta-Bandung, Senin-Rabu (29 September-1 Oktober 2025). Foto: Xpeng
Media test drive XPeng G6 Pro Jakarta-Bandung, Senin-Rabu (29 September-1 Oktober 2025). Foto: Xpeng

Kondisi pasar otomotif Indonesia tengah mengalami pergeseran tren, dari tadinya dikuasai merek Jepang, kini mulai mendapat disrupsi dari merek-merek asal negara lain yang membawa produk dan bisnis revolusioner.

Pengamat otomotif sekaligus akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Pasaribu mengatakan, saat ini merek Jepang tidak bisa menganggap merek-merek baru sebagai hal sepele. Sebab, akan menjadi pemantik kompetisi di industri otomotif nasional menjadi lebih kuat.

"Maka, dengan masuknya berbagai produk mobil canggih dari China, kemudian disusul EV Vietnam (VinFast) dan akan masuknya merek-merek besar Eropa secara bertahap via pakta perdagangan IEU-CEPA, jelas dinamika persaingan bisnis otomotif di Indonesia akan semakin kompleks dan panas," jelas Yannes kepada kumparan beberapa waktu lalu.

Media Test Drive Wuling Darion PHEV Bali-Jakarta, Senin (17/11/2025). Foto: Syahrul Ghiffari/kumparan
Media Test Drive Wuling Darion PHEV Bali-Jakarta, Senin (17/11/2025). Foto: Syahrul Ghiffari/kumparan

Lebih dari itu, merek China datang ke pasar otomotif nasional membawa inovasi, pendekatan, dan strategi baru yang belum pernah ada sebelumnya. Sehingga berpotensi menciptakan persaingan agresif.

"Banyaknya merek baru (terutama dari China) yang masuk ke segmen pasar terbesar mobil di Indonesia dengan harga Rp 200 sampai 340 jutaan, persaingan berubah dari kompetisi normal menjadi hyper competition," ujarnya.

Kemudian, strategi lain yang dilancarkan produsen China menyasar konsumen generasi muda, khususnya milenial dan Gen Z. Sebab, kelompok usia tersebut lebih memperhatikan aspek value for money atau nilai yang didapat dari uang yang dibayarkan.

"Mereka (merek China) bermain di level yang berbeda, menjadi penyedia solusi mobilitas manusia modern Indonesia yang sedang bergeser cepat," katanya.

Changan Deepal SO5. Foto: Changan
Changan Deepal SO5. Foto: Changan

"Dari awalnya yang dikuasai oleh generasi tua (baby boomers dan milenial awal) ke generasi milenial akhir dan Gen Z awal yang semakin tidak loyal pada brand dan semakin memahami pentingnya value for money," jelas Yannes.

Sementara itu, di sisi lain, pabrikan Jepang yang telah nyaman di posisinya masih bertahan dengan cara lama, salah satunya mengandalkan loyalitas terhadap brand.

Ini karena pabrikan Jepang dibangun dari filosofi mengakar yang disebut shokunin atau dedikasi pada kualitas, sehingga apabila mereka membuat produk yang andal, awet, dan konsisten kualitasnya, maka pengguna akan terus kembali tanpa perlu iming-iming harga murah.

Namun kini mereka berada di fase penting: harus menentukan apakah tetap berpegang nilai dan filosofi tersebut, atau mulai lebih agresif mengikuti pergeseran budaya konsumen.

Menurut Yannes, cara itu bisa berdampak pada eksistensi merek-merek tersebut di peta persaingan otomotif nasional saat ini. Sehingga, perlu ada transformasi strategis secara besar-besaran.

"Risikonya adalah mereka semakin tidak relevan lagi untuk tetap ada di masa kini dan ke depannya," pungkasnya.

Media files:
01k6d3tep5f3j7tx5jdn3e2dh7.jpg image/jpeg,
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar