Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (1/10/2025). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat Kalimantan Timur (Kaltim) dan Papua menyimpan cadangan minyak dan gas bumi (migas) jumbo dengan potensi pengembangan yang masih terbuka lebar.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, mengatakan total cadangan minyak bumi dan kondensat nasional mencapai 4,4 miliar barel, dengan Pulau Kalimantan menyumbang 573,82 juta barel (MMSTB) dan Pulau Papua sebesar 109,45 MMSTB.
"Sebaran cadangan ini menunjukkan masih adanya peluang pengembangan di wilayah-wilayah tersebut baik melalui kegiatan eksplorasi lanjutan maupun optimalisasi produksi dari lapangan yang sudah berproduksi," ujar Laode saat Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XII DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (13/11).
Selain minyak, total cadangan gas bumi Indonesia tercatat mencapai 55.850 BSCF, dengan potensi signifikan di Kalimantan sebesar 11.587 BSCF dan Papua 10.258 BSCF. Menurut Laode, gas bumi masih akan menjadi tulang punggung utama penyediaan energi nasional di tengah upaya transisi menuju energi bersih.
Hingga Oktober 2025, produksi minyak bumi dan kondensat di wilayah Kaltim rata-rata mencapai 47 ribu barel per hari (BOPD). Produksi terbesar disumbang oleh WK Mahakam sebesar 23.623 BOPD, diikuti Sanga-Sanga dengan 13.194 BOPD, dan East Kalimantan & Ataka sebesar 7.484 BOPD.
Kontributor lainnya berasal dari Pertamina EP Field Sanga-Sanga dengan 2.815 BOPD, serta lapangan kecil seperti Pasir, Makassar Strait, Muara Bakau, East Sepinggan, dan Rapak yang mencatat produksi stabil sepanjang tahun. Produksi gas dari Kalimantan Timur juga mencapai lebih dari 1.110 MMSCFD, yang tak hanya memenuhi kebutuhan domestik tetapi juga menopang ekspor LNG.
Sementara di Papua Barat, produksi minyak bumi masih stabil dengan tiga wilayah kerja utama. Pertamina EP Lapangan Unitisasi Wakamuk mencatat rata-rata 31 BOPD, Pertamina EP Lapangan Sorong sebesar 814 BOPD, dan Berau, Muturi, Wiriagar menjadi penyumbang terbesar dengan 7.636 BOPD.
Untuk gas bumi, WK Berau, Muturi, dan Wiriagar menghasilkan 1.986 MMSCFD, disusul Pertamina EP Lapangan Papua sebesar 470 MMSCFD.
"Kegiatan volume gas di daerah ini juga didukung oleh sejumlah wilayah kerja eksploitasi yang berperan penting khususnya dalam menjaga pasokan energi nasional dari subsektor migas," kata Laode.
Pemerintah juga mencatat sejumlah wilayah kerja lain seperti Kasuri, West Salawati, Kepala Burung, dan Salawati memiliki potensi besar untuk dikembangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar