Nisman, lansia warga Desa Supiturang yang mengungsi saat erupsi Gunung Semeru di SDN Supiturang 4, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Kamis (20/11/2025) Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
Nisman, laki-laki lansia dari Desa Supiturang, duduk lesu di posko pengungsian SDN Supiturang 4, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Kamis (20/11). Ia, dan beberapa warga desanya, harus meratapi fakta bahwa rumah mereka terkena awan panas guguran erupsi Gunung Semeru pada Rabu (19/11).
Tak hanya rumah, sejumlah hewan ternak—sumber penghidupannya—turut tertimbun material vulkanik.
"Kena (material vulkanik) rumah habis, sama kambing hewan ternak," kata Nisman saat ditemui di posko tersebut.
Ia menceritakan sesaat sebelum material vulkanik menerjang rumahnya di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang. Sempat terdengar suara gemuruh yang kencang.
Ia dan keluarganya langsung bergegas lari menuju ke SDN Supiturang 4 yang dirasa aman.
"Seperti abu bergemuruh. Ya (saat itu) di rumah. Lari ke sini (SDN Supiturang 4). Berlari sendiri-sendiri," ucapnya.
Petugas membersihkan jalan dari timbunan material vulkanis di Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (20/11/2025). Foto: Irfan Sumanjaya/ANTARA FOTO
Hal, senada juga diungkapkan oleh Sugiha, warga Dusun Sumbersari, Desa Supiturang. Ia mengaku sempat melihat awan panas guguran meluncur dari puncak Gunung Semeru.
"Seperti abu panas bergulung-gulung, (posisi) ya di rumah," ujar Sugiha.
Sugiha juga senasib dengan Nisman. Rumahnya kini tertimbun oleh material vulkanik. Tidak ada barang-barang di rumahnya yang dapat diselamatkan sejauh ini.
"Habis. Ada yang tertimbun, ada yang habis. Nggak ada (yang diselamatkan), nggak bisa diambil tertimbun semua," ucapnya.
Saat sebelum kejadian erupsi itu, Sugiha beserta anggota keluarganya langsung berlari menuju SDN Supiturang 4 untuk mengevakuasi diri.
"(Anggota keluarg) ya ikut ngungsi lari ke sini jam 3 itu. Kalau malam ya banyak korban," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar