Presiden AS Donald Trump dan Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani bertemu di Doha, Qatar, Rabu (14/5/2025). Foto: Brian Snyder/REUTERS
Presiden AS Donald Trump mendesak Qatar untuk menggunakan pengaruhnya dan membujuk Iran berhenti mengembangkan program nuklirnya. Hal ini disampaikan Trump dalam jamuan makan malam kenegaraan yang digelar Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani.
Qatar selama bertahun-tahun berperan sebagai perantara antara AS dan Iran dan proksi-proksinya, termasuk saat perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
"Saya harap Anda dapat membantu saya dengan situasi di Iran," kata Trump dalam pernyataan di jamuan makan malam, dikutip dari AP, Kamis (15/5).
"Ini adalah situasi yang berbahaya, dan kami ingin melakukan hal yang benar," lanjutnya.
Trump berada di Qatar sebagai lanjutan lawatannya ke Timur Tengah, setelah sebelumnya bertandang ke Arab Saudi.
Ilustrasi reaktor nuklir Iran. Foto: AFP/MAJID ASGARIPOUR / MEHR NEWS
Ingin Buat Kesepakatan dengan Iran
Sebelumnya, Trump dalam pertemuan di Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) yang digelar di Riyadh mengatakan ingin membuat kesepakatan dengan Iran. Namun, Iran harus mengakhiri dukungannya terhadap kelompok proksi di seluruh Timur Tengah sebagai bagian dari kesepakatan.
AS dan Iran menjadi perantara kesepakatan nuklir pada 2015 di era pemerintahan Presiden Barack Obama. Saat itu, Iran sepakat untuk mengurangi secara drastis persediaan uranium dan hanya memperkaya hingga 3,67%. Namun, kesepakatan itu dibatalkan di masa jabatan pertama Trump.
Seiring waktu, kini Iran memperkaya uraniumnya hingga 60% dan memiliki persiapan yang cukup untuk beberapa bom nuklir jika mereka memilih untuk membuatnya.
Dalam wawancara dengan Fox News Channel, Al Thani mengatakan semua pihak menginginkan wilayah yang bebas nuklir.
Presiden AS Donald Trump dan Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani bertemu di Doha, Qatar, Rabu (14/5/2025). Foto: Brian Snyder/REUTERS
"Dan kita tidak mampu menanggung perlombaan nuklir di wilayah itu. Namun, Iran memiliki hak untuk mempunyai senjata nuklir — kekuatan nuklir sipil, sementara tidak juga menjadi tantangan atau ancaman bagi siapa pun di wilayah," katanya sembari menegaskan isu itu harus diselesaikan secara diplomatik.
AS dan Iran terlibat dalam 4 putaran pembicaraan terkait program nuklir sejak awal bulan lalu. Trump percaya ada kemungkinan untuk menengahi kesepakatan nuklir, tapi peluangnya semakin tertutup.
Dalam jamuan makan malam di Qatar, Trump meminta pemimpin Iran untuk bergerak atau menghadapi risiko situasi yang berubah jadi konflik langsung.
"Karena hal-hal seperti itu dimulai dan tidak bisa dikendalikan. Saya sangat sering melihatnya. Mereka berperang dan semuanya jadi tidak terkendali, dan kami tidak akan membiarkan itu terjadi," kata Trump.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar