Pendeta Yudo Aster Daniel, melepas burung perkutut saat memperingati Kenaikan Yesus Kristus di GKJ Gondokusuman Yogya, Kamis (29/5). Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
2.000 lebih jemaat Gereja Kristen Gondokusuman (GKJ) Yogyakarta menggelar ibadah untuk memperingati Kenaikan Yesus Kristus, Kamis (29/5). Salah satu prosesi khas yang digelar adalah pelepasan burung perkutut yang dilaksanakan di akhir ibadah.
Pendeta GKJ Gondokusuman, Seno Adhi Noegroho, menjelaskan bahwa burung-burung yang dilepaskan melambangkan peristiwa kenaikan Yesus ke surga dan tugas perutusan para murid-Nya.
"Ketika Yesus terangkat ke surga, para murid menatap ke langit hingga Ia hilang di balik awan. Dengan melihat burung-burung terbang, jemaat diajak merasakan suasana itu, sekaligus diingatkan bahwa mereka pun diutus untuk memberitakan kabar baik," kata Pendeta Seno kepada Pandangan Jogja, Kamis (29/5).
Ia menambahkan, burung yang dilepas bukan hanya satu, tetapi dalam jumlah banyak, sebagai simbol bahwa kabar keselamatan harus disebarkan ke seluruh dunia oleh umat yang kini menjalankan misi gereja.
Ketua panitia ibadah, Joko Pamungkas, mengatakan bahwa total ada 24 burung perkutut yang dilepaskan di tiap sesi ibadah. Tahun ini adalah pertama kalinya GKJ Gondokusuman melepas burung perkutut saat peringatan Kenaikan Yesus Kristus.
Burung perkutut dipilih untuk mendukung program pelestarian satwa khas Jawa yang pernah digagas pemerintah daerah.
"Kalau dulu kita pernah melepas balon atau burung pipit, tahun ini kita pilih burung perkutut. Ini sejalan dengan gerakan melepas burung perkutut di berbagai tempat di DIY, sebagai bagian dari konservasi. Sekarang sudah mulai banyak kutut liar di sekitar rumah warga," jelas Joko.
Ketua Panitia Ibadah Kenaikan Yesus Kristus di GKJ Gondokusuman Yogya, Joko Pamungkas. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
Ibadah Kenaikan Yesus Kristus di GKJ Gondokusuman dihadiri lebih dari 2.000 jemaat yang terbagi dalam dua sesi, sesi Bahasa Indonesia mulai pukul 07.00 WIB, dan sesi Bahasa Jawa mulai pukul 09.30 WIB.
Sesi kedua juga dihadiri oleh tamu dari GKJ Gondang, Sragen, yang datang dalam rangka kunjungan balasan sekaligus wisata rohani di Yogyakarta.
Pendeta Dwi Agus Chayono dari GKJ Gondang menyatakan rasa haru bisa kembali beribadah di GKJ Gondokusuman, tempat ia pernah aktif sebagai ketua komisi anak pada akhir 1990-an.
"Ada suasana nostalgia. Bangunannya masih khas, umatnya juga masih kuat dengan budaya Jawa. Iman kami juga disegarkan," ucapnya.
Pendeta Dwi Agus Cahyono dari GKJ Gondang, Sragen. Foto: Widi RH Pradana/Pandangan Jogja
Menurutnya, pelepasan burung dalam ibadah ini merupakan bentuk simbolisasi spiritual yang serupa dengan tradisi di tempatnya, meski biasanya dilakukan dengan balon.
"Intinya sama, simbol naik ke atas. Kalau di Sragen kami pakai balon yang diisi uang sebagai berkat bagi siapa pun yang mendapatkannya. Di sini pakai burung, yang juga melambangkan roh yang diutus," ujar Dwi Agus.
Ibadah kenaikan Yesus Kristus ini merupakan bagian dari rangkaian besar perayaan gerejawi yang akan berlanjut pada hari Pentakosta. Puncaknya adalah ibadah dan kegiatan unduh-unduh yang rencananya akan dihadiri Wali Kota Yogyakarta, Ketua DPRD, dan unsur Forkopimda pada 8 Juni mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar