Search This Blog

Pemerintahan Trump Akan Cabut Visa Ratusan Ribu Pelajar China di AS

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Pemerintahan Trump Akan Cabut Visa Ratusan Ribu Pelajar China di AS
May 29th 2025, 15:35 by kumparanNEWS

Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping (kanan) pada pertemuan bilateral di KTT G20 di Osaka, Jepang. Foto: REUTERS / Kevin Lamarque
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping (kanan) pada pertemuan bilateral di KTT G20 di Osaka, Jepang. Foto: REUTERS / Kevin Lamarque

Pemerintahan Presiden Donald Trump berencana mencabut visa pelajar asal China yang tengah menempuh pendidikan di Amerika Serikat.

Ini menjadi upaya "agresif" Trump untuk menindak individu yang memiliki keterkaitan dengan Partai Komunis China atau yang belajar di bidang-bidang strategis.

Menteri Luar Negeri Marco Rubio menyatakan pemerintah juga akan merevisi kriteria pengajuan visa untuk pelajar dari China dan Hong Kong. Selain itu, pemeriksaan terhadap media sosial para pemohon visa akan diperluas.

"Kami akan bekerja sama dengan Departemen Keamanan Dalam Negeri untuk mencabut visa mahasiswa China yang berisiko, dan memperketat pengawasan terhadap aplikasi visa dari RRT dan Hong Kong," kata Rubio dalam pernyataan tertulis, Rabu (28/5).

Hubungan antara AS dan China memburuk imbas perang dagang dan retorika politik yang meningkat dalam beberapa bulan terakhir.

Sekitar 280 ribu pelajar China tercatat belajar di AS pada 2024 lalu, menjadikan mereka kelompok mahasiswa internasional terbesar sebelum angka itu mulai menurun.

Penurunan disebabkan pembatasan era pandemi dan ketegangan diplomatik yang kian dalam.

Pemerintah AS juga memerintahkan seluruh kedutaan besar di dunia untuk menghentikan penjadwalan visa pelajar, sambil menyusun kebijakan baru terkait verifikasi latar belakang dan keterkaitan ideologis.

Tekanan Visa dan Dampaknya pada Mahasiswa

Sejumlah mahasiswa yang akan lulus berkumpul saat wisuda ke-374 Universitas Harvard, di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat, Rabu (28/5/2025). Foto: Brian Snyder/Reuters
Sejumlah mahasiswa yang akan lulus berkumpul saat wisuda ke-374 Universitas Harvard, di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat, Rabu (28/5/2025). Foto: Brian Snyder/Reuters

Kebijakan ini berdampak langsung pada ribuan mahasiswa. Banyak yang kini menghadapi ketidakpastian visa, rencana studi yang terhenti, serta ancaman deportasi. Beberapa bahkan telah kehilangan kesempatan untuk menghadiri wisuda atau melakukan perjalanan internasional.

"Saya sudah menyesal belajar di AS," ujar seorang mahasiswa magister berusia 22 tahun asal Shanghai yang menempuh studi di University of Pennsylvania, mengutip BBC.

Ia enggan disebutkan namanya karena khawatir visanya dicabut.

Direktur Kantor Internasional Harvard, Maureen Martin, menyampaikan dalam dokumen pengadilan bahwa pencabutan visa ini menimbulkan tekanan emosional besar bagi mahasiswa dan staf akademik.

Beberapa mahasiswa bahkan sedang mencari perguruan tinggi baru, sementara lainnya takut dipulangkan ke negara asal akibat konflik atau tekanan politik.

Respons China dan Gugatan Harvard

Seorang anak memegang bendera China berdiri di seberang jalan Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Chengdu, China. Foto: Thomas Peter/REUTERS
Seorang anak memegang bendera China berdiri di seberang jalan Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Chengdu, China. Foto: Thomas Peter/REUTERS

China belum memberikan tanggapan langsung terkait rencana pencabutan visa, namun telah menanggapi kebijakan penangguhan jadwal visa secara global.

"Kami mendesak pemerintah AS untuk melindungi hak dan kepentingan sah para mahasiswa internasional, termasuk dari China," ujar juru bicara pemerintah.

Langkah pembatasan ini bukan yang pertama. Pemerintahan Trump sebelumnya telah mencabut ribuan visa mahasiswa asing dan membekukan ratusan juta dolar dana untuk universitas.

Gedung Putih juga menuduh sejumlah kampus elit seperti Harvard terlalu liberal dan gagal mengatasi isu anti-Semitisme.

Harvard sendiri kini tengah melawan kebijakan ini melalui jalur hukum.

Pekan lalu, seorang hakim federal memblokir sementara upaya pemerintah untuk mencabut sertifikasi Harvard dalam menerima mahasiswa internasional.

Dalam dokumen pengadilan terbaru, Harvard memperingatkan bahwa pencabutan sertifikasi akan menimbulkan kerugian tak terpulihkan bagi universitas dan komunitas akademiknya.

Pemerintah merespons gugatan ini dengan menyebut hakim yang menangani perkara memiliki "agenda liberal."

Media files:
vu8frind8g07etrbremh.jpg image/jpeg,
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar