Search This Blog

Pemerintah Mau Ekspor Beras ke Malaysia, Pengusaha Ungkap Produksi Turun

kumparan - #kumparanAdalahJawaban
 
Pemerintah Mau Ekspor Beras ke Malaysia, Pengusaha Ungkap Produksi Turun
May 16th 2025, 14:41 by kumparanBISNIS

Warga memeriksa beras yang dijual di kawasan Pasar Dargo, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (30/4/2025). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Warga memeriksa beras yang dijual di kawasan Pasar Dargo, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (30/4/2025). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO

Pengusaha menanggapi rencana pemerintah mengekspor beras. Salah satu skenarionya, mengirim beras ke Malaysia sebanyak 2.000 ton tiap bulan.

Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), Sutarto Alimoeso, mengatakan produksi beras saat ini sudah mulai menurun. Sebab puncak panen raya pertama sudah terjadi dan Indonesia baru kembali akan panen padi pada Juli-Agustus 2025.

Dia melihat kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah saat ini telah mencerminkan kurangnya produksi dan pasokan gabah.

Terlebih tren penurunan produksi yang mengakibatkan kenaikan harga gabah ini masih bisa berlanjut tergantung dengan perkembangan pasokan dan permintaan dalam beberapa bulan ke depan.

Sehingga Sutarto melihat banyaknya surplus padi atau beras tahun ini baru bisa dihitung setelah panen kedua, Juli-Agustus 2025.

"Setelah bulan Juli, apakah memang kita betul-betul surplus besar sehingga kita bisa melakukan ekspor," kata Sutarto saat ditemui di Kantor Badan Pangan Nasional (Bapanas), Jakarta Selatan, Jumat (16/5).

Kemudian untuk mengekspor beras, dia juga menyoroti tingginya harga beras lokal saat ini, Sutarto membandingkan harga beras Indonesia dengan beras global.

"Kita memiliki harga kita itu masih jauh di atas harga beras dunia. Itu posisinya," ujarnya.

Di sisi lain, Indonesia yang dulunya merupakan pasar beras dunia alias langganan impor beras dari berbagai negara, sementara kini memutuskan tidak mengimpor dan menjadi produsen beras.

Menurut dia hal ini membuat kemungkinan posisi beras di berbagai negara juga dalam keadaan surplus, sehingga Indonesia akan ada persaingan ekspor beras yang sengit.

"Persaingan dunia kan luar biasa. Karena pasar dunia itu kan Indonesia sebenarnya menjadi pasar beras, tapi kita kan menyatakan tidak impor. Berarti di dunia itu pasar berasnya sedang surplus, gitu," tuturnya.

Kemudian hingga saat ini pemerintah juga belum memberikan kejelasan jenis beras apa yang akan diekspor ke luar negeri.

Meskipun dia juga tidak menampik volume ekspor 2.000 ton per bulannya jauh dari total kebutuhan beras nasional yang mencapai sekitar 30 juta ton per tahun.

"Kalau 2.000 ton itu sedikit sebenarnya. Kalau bicara 2.000 ton sih sedikit. Karena kita itu kebutuhannya kan 30-an juta ton, kecil. Tapi persoalannya beras yang mana yang mau diekspor," ujarnya.

Wakil Menteri Pertanian sekaligus Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog, Sudaryono, menyatakan kesiapan Indonesia untuk mengekspor beras ke beberapa negara, salah satunya ke Malaysia sebanyak 2.000 ton.

Dia mengeklaim, hasil panen dalam negeri yang melimpah membuat Indonesia siap jadi negara pengekspor beras.

Sudaryono membeberkan cadangan beras pemerintah (CBP) mencapai 3,7 juta ton hingga saat ini dan penyerapan beras dari Januari 2025 hingga pertengahan Mei ini sudah mencapai 2,1 juta ton.

"Pak Menteri (Amran) juga sudah ketemu dengan Menteri Pertanian Malaysia. Nah itu kita intinya, kita punya standar begini, harga segini, oke? Oke jalan, enggak ada masalah," ucap Sudaryono dalam kunjungannya ke Sentra Penggilingan Padi (SPP) Karawang, Kamis (15/4).

Media files:
01jt2k7qqmc2dgazkb6e3a66dz.jpg image/jpeg,
You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com. By using Blogtrottr, you agree to our policies, terms and conditions.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar