Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) mengungkap beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan perputaran belanja dalam negeri di tengah menurunnya daya beli.
Salah satunya adalah dengan membuka anggaran yang diefisiensi oleh pemerintah. Ketua Hippindo Budiharjo menilai jika nantinya efisiensi dibuka, maka tingkat belanja dalam negeri bisa meningkat kembali.
"Saya senang sekarang dagang di Indonesia dikasih stimulus, dikasih dana-dana untuk belanja dalam negeri. Efisiensi pemerintah mohon dibuka cepat-cepat supaya orang belanja, tapi di dalam negeri ya, belanja pemerintah dikeluarkan lagi," kata Budiharjo ditemui di Kantor Kemendag, Jakarta Pusat pada Selasa (20/5).
Untuk sektor ritel yang belakangan melemah, Budiharjo juga mengungkap beberapa penyebabnya. Salah satunya adalah soal daya beli masyarakat yang memang menurun. Selain itu, biaya tinggi untuk barang impor yang sebenarnya tidak mengganggu UMKM.
"Salah satu itu daya beli, yang lainnya kemudahan berusaha, izin, biaya tinggi (impor) terus juga traffic yang kurang, persaingan dengan online yang kurang fair," ujarnya.
Pengunjung pusat perbelanjaan di Malaysia menaiki eskalator. Foto: Hasnoor Hussain/REUTERS
Meski demikian, Budiharjo optimistis sektor ritel bisa kembali menguat. Hal ini karena Indonesia punya potensi penduduk yang besar. Situasi tersebut menurut Budiharjo cukup menarik bagi investor.
"Yang datang mau investasi bawa uang, bawa barang, bawa pabrik Itu banyak banget yang mau ke Indonesia. Jadi sebenarnya tinggal dipercepat itu semua. Membuka lapangan kerjaan kan itu sebenarnya, jadi masih optimis," kata Budiharjo.
Selain itu, Ia juga berharap agar regulasi yang dibuat pemerintah khususnya untuk outlet premium dapat dipermudah. Menurutnya Indonesia punya potensi untuk di sektor outlet premium.
"Barang (premium) luar negeri memang kayaknya 'oh itu cuma kecil',enggak loh, orang Indonesia jalan-jalan ke Malaysia pulang bawa oleh-oleh itu banyak, jalan-jalan ke Thailand banyak jastip," ujarnya.
"Itu semua kan uangnya ke negara mereka. Kalau itu uangnya bisa ditarik di Indonesia karena peraturan kita gampang, turis-turis juga akan datang bawa uang," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar