Foto: Dawoud Abu Alkas/REUTERSFoto: Dawoud Abu Alkas/REUTERSFoto: Dawoud Abu Alkas/REUTERSFoto: Dawoud Abu Alkas/REUTERSFoto: Dawoud Abu Alkas/REUTERS
Ahmed Al-Ghalban, anak Palestina berusia 16 tahun, duduk di tenda pengungsiannya di Kota Gaza, mengenang mendiang saudaranya yang tewas dalam serangan Israel di Beit Lahiya pada 22 Maret 2025. Ia berharap masa depan akan lebih baik.
Saudara kembar Al-Ghalban, Mohammed, yang berlatih dan melakukan senam akrobatik bersamanya, tewas bersama paman dan sepupu mereka.
Al-Ghalban kehilangan kedua kakinya dan sebagian tangannya dalam serangan yang sama.
"Saya ingin pergi ke luar negeri untuk berobat, mendapatkan anggota tubuh (prostesis) agar bisa berjalan lagi seperti sebelumnya," kata remaja berusia 16 tahun itu.
Al-Ghalban menceritakan bahwa ia bersama saudara kembarnya mulai berlatih senam akrobatik pada usia 7 tahun dan biasa tampil di seluruh Gaza.
Ibunya, Amna, mengatakan dia bersyukur salah satu putranya selamat dan berharap anaknya menerima perawatan dan mendapatkan alat bantu kaki palsu agar memudahkan mobilitasnya.
"Alhamdulillah Ahmed masih hadir dalam hidup saya. Saya punya keyakinan kuat kepada Tuhan, Insya Allah, Ahmed akan mendapatkan anggota tubuh (palsu) dan kembali menekuni hobinya seperti dulu," katanya.
Ahmad Al-Ghalban, pesenam Palestina berusia 16 tahun, yang kehilangan kedua kakinya tidur di dalam tenda di Kota Gaza. Foto: Dawoud Abu Alkas/REUTERS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar