Aug 5th 2024, 18:19, by Ema Fitriyani, kumparanBISNIS
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyampaikan pandangannya dalam Risk and Governance Summit 2023 di Jakarta, Kamis (30/11/2023). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan sektor jasa keuangan masih terjaga stabil didukung oleh tingkat permodalan yang kuat dan likuiditas memadai di tengah ketidakpastian global akibat meningkatnya tensi perang dagang dan geopolitik serta normalisasi harga komoditas global.
Kinerja perekonomian global secara umum "melemah dengan inflasi termoderasi secara broad-based. Sejalan dengan pelemahan pasar tenaga kerja dan penurunan inflasi AS, pasar berekspektasi The Fed akan menurunkan suku bunga kebijakan (FFR) sebanyak 2-3 kali di tahun 2024," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam konferensi pers RDK, Senin (5/8).
Sementara di Eropa, meskipun indikator perekonomian terus melemah, Bank Sentral Eropa (ECB) menahan suku bunga kebijakan pada pertemuan Juli 2024. Namun, pasar memperkirakan ECB akan menurunkan suku bunga sebanyak 2 kali lagi hingga akhir tahun 2024.
Sedangkan di China, pertumbuhan ekonomi kuartal II 2024 melambat didorong lemahnya permintaan domestik, yang diindikasikan oleh penurunan inflasi dan harga properti. Hal ini mendorong pemerintah dan bank sentral terus mengeluarkan stimulus fiskal dan moneter.
"Tensi geopolitik global terpantau meningkat sejalan dengan tingginya dinamika politik di AS menjelang pemilihan Presiden di November 2024, serta perkembangan terkini di Timur-Tengah dan Ukraina," kata Mahendra.
Selain itu, tensi perang dagang juga meningkat khususnya terkait dengan sektor teknologi dan semi konduktor. Secara umum, pasar melakukan price in dampak kenaikan tensi geopolitik.
Di sisi lain, secara umum tekanan di pasar keuangan global menurun. Ekspektasi The Fed segera menurunkan FFR telah mendorong penurunan yield USD dan pelemahan dollar index.
"Hal ini mendorong mulai terjadinya aliran masuk modal (inflow) ke negaraemerging markets, termasuk Indonesia, sehingga pasar keuangan emerging market mayoritas menguat terutama di pasar obligasi dan nilai tukar," ujar Mahendra.
Di domestik, kinerja perekonomian masih cukup positif dan cenderung stabil. Hal ini ditunjukkan oleh terjaganya tingkat inflasi dan berlanjutnya surplus neraca perdagangan.
"Namun demikian, perlu dicermati berlanjutnya tren penurunan harga komoditas yang telah memoderasi kinerja ekspor," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar